"Warga disini merasa was-was karena takut terjadi longsor, apalagi sekarang musim hujan longsornya terus membesar," kata Maesaroh (40) warga Pasirwangi, Selasa.
Awalnya longsoran tanah tebing sungai tersebut, diterangkan Maesaroh hanya sungai dengan lebar sekitar dua meter, kemudian terjadi longsor hingga terus melebar mencapai sekitar 50 meter dengan ketinggian tebing sampai dasar sungai sekitar 30 meter.
Hujan yang terus terjadi mengguyur kawasan tersebut, menurut dia menyebabkan tanah tebing sekitar sungai terus terkikis hingga terlihat semakin meluas dan mendekati bangunan rumah warga dan sekolah.
"Longsor disini sudah terjadi lama, dan terus meluas, apalagi di musim hujan, kalau terus hujan lama-lama tanah terkikis dan rumah warga terbawa longsor," katanya.
Menurut dia, longsoran tanah tebing sungai tersebut mengancam lima rumah warga yang berada disekitar pinggiran sungai, bangunan sekolah SMP Pasirwangi serta sebuah mushalla dan tempat pemakaman umum yang jaraknya sekitar satu meter dari batas sungai yang sudah terkikis longsor.
Akibatnya mushalla tersebut, kata Maesaroh tidak bisa digunakan untuk aktivitas perbibadatan warga, bahkan sejumlah warga sudah ada yang mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang masih satu desa karena khawatir longsor terjadi secara tiba-tiba ketika turun hujan.
"Ada juga warga yang tetap tinggal di rumahnya padahal sudah terancam longsor, kalau mushalla sekarang sudah lama dikosongkan, karena lokasinya dekat sekali dengan longsor," katanya.
Upaya warga setempat agar longsor tidak semakin meluas, kata Maesaroh sempat dilakukan dengan memasang bambu ditambah bebatuan untuk penahan tanah tebing, namun tidak kuat hingga akhirnya rusak.
"Saya harap pemerintah dapat mengatasinya bagaimana supaya longsor tidak meluas, karena ini sudah mengancam rumah warga," kata Maesaroh yang sudah lama meninggalkan rumahnya dan tinggal di rumah saudaranya.
(U.KR-FPM/Y003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011