Kedutaan Besar RI di Beijing mengingatkan 1.367 pelajar asal Indonesia di China untuk meningkatkan kewaspadaan akan munculnya gelombang baru COVID-19.Kalau ke luar kota, baliknya harus karantina dan anak-anaknya juga tidak boleh masuk sekolah,
"Peringatan ini penting, mengingat gelombang COVID-19 terbaru di Beijing muncul dari klaster di sekolah," kata Atase Pendidikan KBRI Beijing Yaya Sutarya di Beijing, Kamis.
Ia meminta para pelajar Indonesia yang masih tinggal di China untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan pihak sekolah atau kampus.
"Kalau tidak penting-penting banget, jangan sampai keluar area sekolah," ujarnya.
Baca juga: Kota Guangzhou berhasil putus transmisi komunitas COVID-19
Ia juga menasihati para pelajar Indonesia agar menaati protokol kesehatan yang ditetapkan otoritas di berbagai daerah di China.
Demikian juga para orang tua yang tinggal bersama anaknya di Beijing untuk tidak meninggalkan kota itu pada musim liburan Hari Buruh sebagaimana anjuran otoritas setempat.
"Kalau ke luar kota, baliknya harus karantina dan anak-anaknya juga tidak boleh masuk sekolah," kata Yaya.
Sebanyak 46 dari 138 kasus positif terbaru COVID-19 di Beijing dalam enam hari terakhir berasal dari sekolah.
Distrik Chaoyang yang dihuni oleh mayoritas warga asing dan banyak terdapat kompleks diplomatik menyumbang 14 pelajar yang positif COVID-19 di Beijing.
Sejak ditemukan klaster baru di dua sekolah di Distrik Chaoyang pada Jumat (22/4), hampir semua kegiatan belajar dan mengajar tatap-muka di sekolah ditiadakan.
Di Beijing terdapat 36 pelajar asal Indonesia yang terdiri dari 25 mahasiswa dan 15 murid taman kanak-kanak hingga sekolah tingkat menengah.
Baca juga: Guru di Beijing ditahan terkait COVID, kasus di Shanghai melandai
Baca juga: Hampir 10.000 ahli TCM bantu perangi COVID-19 di Shanghai
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022