Sejumlah pemudik memilih pulang kampung menggunakan moda transportasi darat berupa bus karena selain bisa langsung membawanya ke kota tujuan, juga tak ingin ribet dengan syarat protokol kesehatan (prokes).Tahun ini mudik dulu, rindu keluarga di kampung
Salah seorang pemudik tujuan Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Hari di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Kamis, mengaku memilih mudik menggunakan bus karena bisa langsung turun di kampung halamannya di Lubuk Linggau.
Sementara jika naik pesawat, ia harus turun di Palembang dan masih melanjutkan perjalanan darat selama sekitar delapan jam untuk tiba di Lubuk Linggau.
Perjalanan bus dari Terminal Kalideres menuju Lubuk Linggau membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
"Harga tiket Rp600 ribu bisa turun langsung di Lubuk Linggau. Saya pesan sebulan sebelum berangkat, takut tidak kebagian tiket," kata Hari.
Baca juga: Penumpang diprediksi kembali melonjak di Terminal Kalideres pada H-4
Ia juga mengaku senang bisa mudik ke Lubuk Linggau, Sumatera Selatan karena sudah dua tahun ia tak pulang ke kampung halaman.
"Semenjak pandemi tidak pulang. Sudah dua kali Lebaran di Jakarta. Tahun ini mudik dulu, rindu keluarga di kampung," ujarnya.
Ribet
Pemudik lainnya bernama Taqwa tujuan Palembang, Sumatera Selatan, berangkat bersama isteri dan anaknya yang masih berusia sembilan bulan.
Ribet
Pemudik lainnya bernama Taqwa tujuan Palembang, Sumatera Selatan, berangkat bersama isteri dan anaknya yang masih berusia sembilan bulan.
Ia bersama keluarga kecilnya memilih mudik menggunakan bus karena tak ingin ribet dengan peraturan protokol kesehatan di bandar udara.
"Kami memilih bus karena naik pesawat perlu vaksin 'booster' dan tes antigen," ungkapnya.
Baca juga: Polisi hadirkan anjing pelacak sisir peledak dan narkoba di Kalideres
Taqwa harus merogoh kocek hanya senilai Rp900 ribu untuk dua tiket untuk dia dan isterinya, sedangkan jika naik pesawat, tentu akan lebih banyak lagi mengeluarkan biaya untuk tiket ketiganya.
Ia membawa dua tas besar yang berisi pakaian pribadi dan hadiah untuk ulang tahun ayahnya berupa tas dan sepatu.
"Kami senang bisa kembali lagi ke Palembang, setelah dua tahun tidak mudik Lebaran," kata Taqwa.
Makin meningkat
Trafik pemudik di Terminal Kalideres kini semakin terasa dengan angka keberangkatan di atas 1.000 orang per hari seiring dengan semakin dekatnya Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Tujuan favorit penumpang Terminal Kalideres adalah Padang, Palembang, Lampung dan Jawa Tengah.
Baca juga: Puncak arus mudik di Terminal Kalideres diprediksi 29 April
Baca juga: Puncak arus mudik di Terminal Kalideres diprediksi 29 April
Ribuan orang berdesakan memadati ruang tunggu terminal.
Mereka membawa berbagai macam barang mulai dari makanan khas hingga aneka produk fesyen untuk sanak famili di kampung halaman.
Bila dibandingkan situasi saat pandemi yang rata-rata hanya 100 penumpang per hari, tahun ini jumlah penumpang naik 10 kali lipat.
Keputusan menahan diri untuk tidak mudik selama dua tahun berturut-turut agaknya memang menimbulkan rasa rindu mendalam terhadap keluarga dan suasana kampung halaman.
Bercerita
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau pemudik terutama kalangan orang tua untuk mengisi perjalanan selama mudik dengan bercerita kepada anak, di antaranya cerita perjalanan hidup kenapa bisa sampai di Jakarta.
Baca juga: Sopir bus AKAP senang akhirnya ada mudik lagi
Ia menuturkan para orang tua bisa menunjukkan titik-titik yang menggambarkan keindahan Indonesia agar anak-anak bisa memiliki pengalaman yang mengesankan selama perjalanan mudik.
Saat kecil, Anies mengaku juga pulang kampung naik bus dan sepanjang jalan orang tuanya bercerita tentang Magelang, Ungaran sehingga pengalaman itu masih ia ingat sampai kini.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022