"Setiap perusahaan mencari opsi untuk untuk mendiversifikasi sumber energi," kata Chief Executive Ola Kaellenius sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat skenario mana yang akan terjadi, tetapi tentu saja kami melihat ini dengan hati-hati," lanjutnya.
Diketahui, Gazprom yang merupakan perusahaan pemasok gas asal Rusia memangkas pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria pekan ini dan mengancam akan melakukan hal yang sama ke negara lain.
Sementara itu, Mercedes-Benz memiliki pabrik di Jawor, Polandia, dan di Kecksemet, Hongaria.
Pemangkasan pasokan gas tersebut dilakukan Rusia untuk membalas saksi dari negara Barat atas invasi Moskow ke Ukraina.
Jerman belum terpengaruh sejauh ini.
Sebelumnya, Chief Financial Officer Mercedes Harald Wilhelm mengatakan, perusahaan membutuhkan pabrik gas untuk pemanas dan toko cat.
Analisis Reuters menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari energi yang dikonsumsi Mercedes berasal dari bahan bakar fosil dengan bongkahan terbesar dari gas alam.
Baca juga: Mercedes-Benz tak lihat dampak penghentian pengiriman gas Rusia
Baca juga: Rusia bantah lakukan pemerasan dengan menyetop pasokan gas
Baca juga: Dolar capai tertinggi 20-tahun saat yen jatuh karena BOJ yang "dovish"
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022