Arif Fathoni mengatakan dirinya sekeluarga termasuk salah satu warga Surabaya yang menikmati wisata di Kenpark, baik itu menemani anak bermain kuda dan makan lontong kupang sambil melihat suasana laut.
"Soal ambrolnya seluncuran itu mungkin dikarenakan pengelola selama pandemi tidak melakukan perawatan dengan maksimal," katanya di Surabaya.
Baca juga: Pengelola jelaskan ambrolnya seluncuran "waterpark" di Kenpark
Namun, lanjut dia, dikarenakan sudah menyangkut insiden publik, maka dirinya berharap agar pihak kepolisian melakukan penyidikan secara menyeluruh untuk mengetahui apakah kejadian tersebut ada unsur kelalaian pengelola atau tidak?, mengingat sudah ada korban jiwa.
Menurut dia, meskipun Kenpark dimiliki oleh swasta murni, dirinya berharap Pemkot Surabaya melakukan audit secara keseluruhan.
"Apakah semua wahana permainan sudah memenuhi unsur laik pakai atau tidak?. Hasil dari audit tersebut menentukan apakah Pemkot masih memberikan izin operasional atau mencabut izin operasionalnya," kata Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini.
Baca juga: Wawali Surabaya minta fasilitas hiburan dicek pascakejadian di Kenpark
Jika hasilnya pemkot harus menutup izin operasional, lanjut Toni, maka dirinya juga berharap seluruh pedagang, penjaja kuda dan warga Surabaya yang mengadu nasib di Kenpark juga dipikirkan untuk ditampung di Pantai Ria Kenjeran yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya.
"Agar mereka masih bisa menyambung hidup melalui keindahan alam Kota Surabaya," ujar dia.
Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, sambungan seluncuran air di waterpark Kenpark Kenjeran tiba-tiba ambrol jatuh ke bawah sekitar pukul 13:30 WIB.
Pada saat ambrol, banyak pengunjung yang bermain di wahana tersebut sehingga sebagai pengunjung berjatuhan dari seluncuran yang ambrol dari ketinggian 10 meter. Dugaan sementara penyebab ambrol sambungan seluncuran tersebut dikarenakan lapuk.
Baca juga: Sembilan orang jatuh dari seluncuran kolam renang Kenpark Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022