Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan transformasi digital agar dapat menjangkau daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
“Transformasi perpustakaan sangat dibutuhkan untuk menyiasati keterbatasan buku cetak, terutama di daerah 3T,” ujar Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Fathmi, di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 4 mengamanatkan bahwa perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka atau pengguna perpustakaan, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan, dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, upaya untuk mencerdaskan bangsa menjadi hal yang utama agar rakyat Indonesia memiliki daya saing.
Baca juga: Komisi X DPR dorong afirmasi untuk pustakawan
“Saya mengambil istilah yang digunakan Kepala Perpusnas, Bapak Muhammad Syarif Bando, bahwa kalau kita cerdas maka bisa sejahtera. Kalau kita sehat dan sejahtera, maka NKRI bisa utuh selamanya. Kalau kita cerdas, sejahtera, dan kuat, maka kita akan menjadi bagian dari percaturan global,” terang dia.
Dia menambahkan layanan perpustakaan yang prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka perlu diwujudkan. Terdapat delapan inovasi yang dilakukan Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara) Perpusnas.
Pertama, diseminasi informasi terseleksi, yang memberikan layanan paket informasi kepada masyarakat. Kedua, penerapan kartu anggota berbasis nomor induk kependudukan (NIK). Hal itu merupakan upaya Perpusnas dalam memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan serta memperluas wawasan dengan mudah dan cepat. Selain itu, inovasi itu bertujuan mengintegrasikan data anggota perpustakaan, menyederhanakan sistem keanggotaan perpustakaan, meningkatkan mutu layanan perpustakaan, serta mengurangi keterbatasan akses bahan bacaan di daerah.
Ketiga, layanan mandiri smartlocker dan anjungan pengembalian mandiri (APM). Smartlocker adalah loker yang disediakan bagi pemustaka yang meminjam koleksi tanpa harus berjumpa dengan pustakawan.
Baca juga: Kemenko PMK: Transformasi perpustakaan merupakan suatu keharusan
Keempat, libtalk seri penelusuran, merupakan sarana diskusi pustakawan yang membahas subjek seputar dunia perpustakaan. Libtalk seri penelusuran merupakan wadah bagi peserta untuk berbagi dan belajar, mengetahui jenis-jenis resources, dan cara penelusuran informasi.
Kelima, Tanya Pustakawan virtual, yang merupakan perwujudan perpustakaan digital dengan menyediakan media komunikasi virtual. Keenam, layanan bimbingan pemustaka dan literasi informasi.
Ketujuh, buletin khusus layanan perpustakaan yang merupakan layanan menyebarkan informasi tentang berita layanan, rekomendasi koleksi, dan produk kemas ulang informasi di lingkungan kerja Pujasintara.
Kedelapan, panduan penelusuran subjek tertentu, merupakan panduan singkat yang disusun oleh Pujasintara mengenai cara menelusur sumber informasi yang terpercaya.
“Hal ini diberikan untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia berupa kemampuan menelusur referensi,” jelas dia lagi.***3***
Baca juga: Transformasi perpustakaan bagian dari pembangunan ekosistem nasional
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022