Hal itu disebabkan karena Meta ingin mengevaluasi kembali kemitraan yang sudah dicapai selama beberapa tahun terakhir.
Dikutip dari Reuters, Selasa, kabar ini pertama kali dilaporkan oleh The Information dan menyebut salah satu evaluasi yang didapatkan adalah jumlah pengguna media sosial yang mengklik berita kini semakin sedikit sejak Donald Trump mundur sebagai Pemimpin AS.
Perusahaan induk yang menaungi Facebook, Instagram, dan WhatsApp itu belum berkomentar secara resmi mengenai hal ini.
Pada pekan lalu, Perusahaan yang dikepalai oleh Mark Zuckeberg itu mengumumkan akan memperlambat pertumbuhan tenaga kerjanya karena terjadi perlambatan pertumbuhan pendapatan dalam satu dekade terakhir.
Cara tersebut dinilai dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan Meta di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan pendapatan itu.
Meta pada 2021 mengubah visinya menjadi perusahaan yang berinvestasi pada metaverse sehingga bisa menciptakan ruang virtual layaknya dunia nyata.
Selain itu, kini Meta menggelontorkan banyak dana untuk mengembangkan baik perangkat keras maupun perangkat lunak untuk nantinya bisa dimanfaatkan di metaverse.
Baca juga: Mantan Eksekutif menyesal telah jual WhatsApp ke Mark Zuckeberg
Baca juga: Empat hal paling populer di Facebook dan Instagram di Ramadhan 2022
Baca juga: Mark Zuckeberg beri bocoran teknologi kacamata pintar terbarunya
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022