Berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, Selasa, kegiatan pelepasan tukik diawali dengan doa bersama seraya memanjatkan harapan agar kelestarian hidup penyu di alam bebas dapat terus berlangsung.
Dengan berjongkok, Wapres beserta istri Wury Ma'ruf Amin secara perlahan melepaskan tukik ke alam bebas, yang diikuti langkah alami para anak penyu ke arah laut.
Baca juga: Lanal Denpasar melepasliarkan ratusan ekor tukik di Buleleng Bali
Founder KBSTCC, I Gusti Ngurah pada kesempatan tersebut memaparkan siklus hidup penyu kepada Wapres.
“Habitat penyu ada di tengah laut, 60 jam berenang, empat hari tidak makan berenang terus, 25 tahun kemudian akan kembali ke tempat menetas,” paparnya.
Dia mengatakan umumnya hanya satu dari 1.000 tukik yang akan mampu bertahan hidup.
Relawan KBSTCC, Yossy Wijaya pada momen yang sama menjelaskan mitologi dari penyu tersebut.
Baca juga: Presiden menyeru masyarakat untuk ikut melestarikan penyu
Baca juga: Puluhan tukik dilepas di Pantai Senggigi
Menurutnya, penyu memiliki mitos sebagai pembawa berkah keberuntungan dan usia panjang serta sebagai penjaga laut dan bumi.
"Secara ekologi kehidupan laut, mereka adalah indikator bahwa pinggiran laut itu sehat airnya dan bebas polusi, sehingga aman untuk berenang dan berwisata,” ujar Yossy.
Sebagai informasi, KBSTCC dibentuk sebagai bagian dari proses perlindungan satwa penyu yang datang bertelur di Pantai Kuta, mulai dari konservasi, relokasi telur penyu hingga proses menetas, dan akan dilepas kembali ke laut usai penetasan.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022