• Beranda
  • Berita
  • Menkeu: APBN jadi "shock absorber" jaga daya beli masyarakat

Menkeu: APBN jadi "shock absorber" jaga daya beli masyarakat

10 Mei 2022 22:48 WIB
Menkeu: APBN jadi "shock absorber" jaga daya beli masyarakat
Tangkapan layar - Menkeu Sri Mulyani dalam Business Talk Kompas TV, Selasa (10/5/2022). ANTARA/Sanya Dinda/pri.

"Artinya shock dari luar ini yang mengelola adalah APBN agar daya beli masyarakat yang belum pulih dapat kita jaga. Tapi trade off dari menjaga daya beli masyarakat, beban APBN akan melonjak sangat besar dari sisi subsidi BBM

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus menjadi penyerap goncangan perekonomian atau shock absorber agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
 
"Artinya shock dari luar ini yang mengelola adalah APBN agar daya beli masyarakat yang belum pulih dapat kita jaga. Tapi trade off dari menjaga daya beli masyarakat, beban APBN akan melonjak sangat besar dari sisi subsidi BBM," kata Menkeu dalam Business Talk Kompas TV yang dipantau di Jakarta, Selasa.
 
Perang di Ukraina telah meningkatkan harga-harga komoditas termasuk harga pangan dan energi.
 
Menkeu mengatakan pemerintah akan terus berusaha agar masyarakat tidak terdampak kenaikan komoditas energi internasional dengan menjaga stabilitas harga listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi oleh masyarakat.
 
Pasalnya kenaikan harga energi tersebut dapat menekan konsumsi rumah tangga yang pada kuartal I 2022 baru tumbuh 4,34 persen year on year atau belum sesuai dengan harapan pemerintah.
 
"Jadi agar konsumsi tumbuh di atas 5 persen year on year, daya beli masyarakat harus kita jaga," katanya.
 
Selain menjaga daya beli masyarakat, untuk memastikan pemulihan ekonomi berlanjut pemerintah akan terus mendorong agar investasi tumbuh lebih tinggi, baik yang dilakukan dengan dana dari perusahaan sendiri maupun dari kredit perbankan.
 
Menkeu berharap penyaluran kredit perbankan dapat tumbuh lebih tinggi dari capaian kuartal I 2022 yang sebesar 6,67 persen year on year, apalagi di tengah pemulihan kegiatan masyarakat dari dampak pandemi COVID-19.
 
"Dunia usaha lebih optimis, lebih berani, melihat masyarakat melakukan mobilitas dan melakukan konsumsi secara baik dengan daya beli yang terjaga," katanya.

Baca juga: Pengamat sebut pemerintah perlu jaga daya beli masyarakat
Baca juga: Harga pangan naik, pemerintah perlu perhatikan daya beli yang turun
Baca juga: Akademisi nilai BLT minyak goreng tingkatkan daya beli masyarakat

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022