Arief dalam keterangannya di Jakarta Utara, Rabu, menganjurkan kepada pasien yang memiliki gejala awal hepatitis, jangan menunggu kemunculan gejala lanjutan bila ingin memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.
Baca juga: Ahli: Kasus hepatitis misterius di Jakarta perlu bukti laboratorium
Supaya dokter bisa lebih cepat menemukan gejala klinis penyakit tersebut.
Selain pemeriksaan gejala klinis oleh dokter, fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) juga melaksanakan pemeriksaan laboratorium penunjang diagnosa dokter.
"Pemeriksaan laboratorium penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa hepatitis dan menggali riwayat pasien sebelum sakit," ujar Arief.
Selama proses pemeriksaan tersebut, Arief memastikan pasien akan dirawat sesuai kondisinya.
Pencegahan dan pengendalian penyakit secara aktif baik dari faskes maupun pasien itu sendiri untuk melaporkan, agar dapat dideteksi secara cepat kasus-kasus dugaan hepatitis akut.
Sehingga, unsur terkait, dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan RI, bisa melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memutus rantai penularan.
Arief mengatakan pihaknya sudah mempromosikan kesehatan untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan penyakit hepatitis ini, yaitu rajin mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, dan menghindari kontak dengan orang sakit.
Baca juga: DPRD DKI segera panggil Dinkes soal kasus hepatitis akut
Kemudian, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, menjaga jarak dengan orang lain, serta menghindari keramaian atau kerumunan.
"Salah satu pencegahannya dengan mengonsumsi makanan sehat dan bersih," tutur Arief.
Sebagai informasi, Arief menerangkan sejumlah gejala hepatitis yaitu:
1. Gejala awal : mual, muntah, diare berat, demam ringan
2. Gejala Lanjut : air kencing berwarna pekat seperti teh, feses berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang dan kesadaran menurun.
Masyarakat agar tetap tenang namun waspada. Langkah penting penanganan hepatitis akut antara lain:
1. Waspada gejala awal, seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan dapat disertai demam ringan
2. Jika muncul gejala awal, jangan panik. Segera bawa pasien ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lanjutan
3. Jangan menunggu muncul gejala lanjutan, seperti kulit dan mata kuning, agar tidak terlambat
4. Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ ICU) Anak.
Baca juga: Dinkes DKI percepat intervensi antisipasi hepatitis akut
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022