Kegiatan tersebut dilakukan di taman Nostalgia, lokasi Gong Perdamaian Nusantara, di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat.
Ratusan penyandang catat tersebut berhasil menanam lebih dari 300 pohon berbagai jenis seperti cendana, mahoni, lamtoro dan mangga.
"Lubang digali orang yang normal fisiknya, sedangkan anakan pohon ditanam oleh penyandang cacat," kata Ketua Komunikasi Keluarga Anak Dengan Kecacatan NTT, Beny Jahang di lokasi aksi penanaman tersebut.
Pohon-pohon yang akan ditanam juga sudah disipakan beberapa jam sebelum penyandang catat tiba di lokasi penanaman.
Beny mengatakan, aksi penanaman pohon juga merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Penyandang Cacat Internasional yang akan digelar Sabtu besok (3/12).
Areal Taman Nostalgia yang di dalamnya terdapat gong perdamaian nusantara, diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Februari 2011.
Musim kemarau baru-baru ini, rumput di taman mati, termasuk sejumlah pohon yang ditanam presiden juga meranggas.
Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Ny Lusia Adinda Lebu Raya, mengatakan, kegiatan tersebut bentuk motivasi bagi orang normal fisik untuk ikut melakukan hal yang sama, menanam pohon.
"Kalau orang catat saja punya kepedulian yang tinggi kepada lingkungan hidup, seharusnya orang normal fisik pun harus lebih bersemangat lagi menanam pohon," katanya.
Ny Lusia mengatakan masyarakat tidak saja menanam pohon tetapi harus diikuti dengan tindakan pemeliharaan, sehingga setiap anakan pohon yang ditanam dapat tumbuh normal dan tentunya bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Kegiatan penanaman pohon juga dilakukan di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang NTT dengan melibatkan warga, murid sekolah dan pegawai kantor kecamatan setempat.
"Mereka antara lain menanam pisang, mangga, jeruk dan alpukat," kata istri Gubernur NTT Frans Lebu raya itu.
Camat Kupang Tengah, KMS Manafe, didampingi Kepala Desa Oelnasi, Yohanes Haeleke, di sela-sela kegiatan tersebut mengatakan, seluruh anakan merupakan swadaya murni masyarakat dan anak sekolah yang berasal dari dua sekolah di wilayah itu.
"Dalam kegiatan ini, selain diikuti pegawai, Polsek Kupang Tengah, dan perangkat desa, kami juga libatkan seluruh siswa dari SD GMIT Oebubuk dan SDI Oepunu," kata Manafe.
Dalam upaya pemeliharaan tanaman yang telah ditanam, Manafe juga meminta pemerintah Desa Oelnasi untuk bisa merancang peraturan desa (Perdes) yang mengatur batas lahan peternakan dan pertanian, mengingat selama ini, sudah banyak tanaman yang mati akibat ternak yang dilepas berkeliaran di areal pertanian warga.
"Penanaman ini merupakan yang pertama dilakukan dalam pekan `Paksa Tanam dan Tanam Paksa? di Kecamatan Kupang Tengah, dan tentunya akan dilanjutkan di desa-desa lainnya. Pekan depan akan dilakukan di desa Oelpuah," kata Manafe. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011