"Saat ini praktik usaha ramah lingkungan atau ekonomi hijau menjadi salah satu agenda pemulihan transformatif Kemenkop UKM. Ke depan, 70 persen prioritas program kami akan menyasar langsung pelaku UMKM, koperasi, anak muda, perempuan serta fokus mendukung pengembangan ramah lingkungan," kata Teten dalam webinar "Green Economy Indonesia Summit 2022: The Future Economy of Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini tercatat ada 65 juta Uusaha Mikro Kecil dan Mikro (UMKM), yang setara dengan 99,9 persen populasi pelaku usaha di Tanah Air.
Jumlah pelaku UMKM yang besar itu menyerap 97 persen tenaga kerja dan memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 61,7 persen.
"Tentu pelaku usaha dengan jumlah sebanyak ini perlu memperhatikan aspek lingkungan," ujarnya.
Riset Kemenkop UKM dengan UNDP pada Oktober 2021 mengungkapkan bahwa hampir 95 persen dari 3.000 lebih UMKM menunjukkan minat dan dukungan terhadap praktik usaha ramah lingkungan.
Praktik tersebut meliputi sikap pelaku usaha dalam menggunakan energi secara efisien, mengurangi sampah dalam proses produksi mereka, serta menerapkan pentingnya praktik ramah lingkungan dalam menguntungkan usahanya dalam jangka panjang.
"Yang menarik dari hasil riset ini, menunjukkan bahwa UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih mendukung praktik ramah lingkungan dan inklusif dibanding dengan UMKM yang dimiliki laki-laki," ungkapnya.
Lebih lanjut, data dari lembaga riset SMERU pada 2021 mengungkapkan bahwa 73 persen anak muda Indonesia ternyata berminat berwirausaha dan 81 persen anak muda tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan.
Menurut Teten, selain minat yang tinggi terhadap praktik usaha yang ramah lingkungan, momentum Presidensi G20 yang dipegang Indonesia pada tahun ini juga jadi peluang besar untuk terus mendorong UMKM mendukung ekonomi hijau.
"Momentum forum internasional memberikan peluang pengembangan ekonomi hijau dan UKM ramah lingkungan. Pada Presidensi G20 kami akan melakukan kolaborasi dengan melakukan inisiatif program bersama dengan stakeholder dalam pengembangan UMKM hijau dengan output investor matchmaking, katalog UMKM hijau, showcasing, pameran, webinar serta kajian kebijakan maupun pelatihan pendampingan usaha," bebernya.
Oleh karena itu, Teten mengajak semua pihak dari kalangan pemerintah, swasta, BUMN, hingga civitas akademik untuk turut serta bersinergi mengembangkan UMKM yang hijau, inklusif dan berkelanjutan.
"Dengan kolaborasi dan kemitraan strategis, saya meyakini pengembangan ekonomi hijau di Tanah Air dapat tercapai," kata Teten.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022