Dikutip dari CarsCoops, Kamis, masalah ini pertama kali diketahui pada 23 Desember 2021 karena adanya laporan terhadap Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA).
Selanjutnya, tim dari NHTSA melakukan penyidikan sehingga Tesla menemukan bahwa unit pemrosesan pusat (CPU) untuk sistem infotainment mungkin tidak cukup dingin selama pengisian cepat atau persiapan untuk pengisian cepat.
Pada 3 Januari, seorang pelanggan membawa Model S 2021 mereka untuk diservis karena CPU yang terlalu panas yang menyebabkan tampilan infotainment menyala ulang saat kendaraan sedang diisi ulang. Setelah itu, pelanggan banyak yang berdatangan dengan kondisi dan masalah yang sama.
Sehingga hal ini, menjadi perhatian khusus bagi NHTSA karena begitu banyak sistem Tesla yang diperlukan dioperasikan melalui layar itu. Selain kamera spion yang tidak muncul, pengemudi juga dilarang mengakses persneling yang mereka inginkan dan kontrol wiper kaca depan, yang keduanya sangat penting untuk keselamatan menggunakan kendaraan.
Secara keseluruhan, 129.960 kendaraan Tesla termasuk dalam penarikan ini, meskipun pembuat mobil memperkirakan hanya satu persen yang kemungkinan mengalami cacat CPU.
Itu termasuk model tahun 2021-2022 Model Ss yang dibuat antara 3 Februari 2021, dan 28 April 2022; tahun model 2022 Model 3 dibuat antara tanggal 8 Desember 2021 dan 2 Mei 2022; tahun model 2021-2022 Model X dibuat antara tanggal 8 Juni 2021 dan 30 April 2022; dan terakhir, model tahun 2022 Model Y dibuat antara 18 Oktober 2021, dan 2 Mei 2022.
Untuk mengatasi masalah ini, Tesla mulai meluncurkan pembaruan firmware over-the-air pada 3 Mei untuk meningkatkan manajemen suhu CPU infotainment.
Baca juga: Sampai kapan Elon Musk jadi bos Tesla?
Baca juga: Mobil Vietnam Vinfast tunda IPO sampai tahun depan
Baca juga: Tesla kembali ekspor mobil dari pabrik Shanghai
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022