• Beranda
  • Berita
  • BKKBN: TPK miliki peran atasi keterpurukan faskes akibat pandemi

BKKBN: TPK miliki peran atasi keterpurukan faskes akibat pandemi

12 Mei 2022 16:58 WIB
BKKBN: TPK miliki peran atasi keterpurukan faskes akibat pandemi
Tangkapan layar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (12/5/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan Tim Pendamping Keluarga (TPK) memiliki peran penting dalam membantu negara mengatasi keterpurukan pelayanan fasilitas kesehatan akibat pandemi COVID-19.

“Sistem pelayanan kesehatan di grassroot mengalami stress test di saat pandemi dan hasilnya menunjukkan bahwa tanpa kehadiran TNI/Polri akan sulit sekali. Inilah yang kami ingin sampaikan kenapa TPK memiliki peran yang sangat penting,” kata Hasto dalam Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Hasto menuturkan TPK yang terdiri atas bidan, kader PKK, dan kader KB dapat membantu keterpurukan pada faskes utamanya dalam menciptakan anak-anak penerus bangsa dengan kualitas unggul dan selalu sehat.

Sebab, pandemi COVID-19 telah membuat banyak keluarga kesulitan untuk memeriksa tumbuh kembang anak-anak mereka dengan optimal.

Baca juga: BKKBN ciptakan Kelas Orang Tua Hebat tingkatkan pemahaman 1.000 HPK

Di desa, bidan merupakan sosok yang paling dipercaya dalam melayani dan memeriksa tumbuh kembang anak-anak. Selain memiliki izin legal melakukan praktik di desa, bidan juga mampu mendampingi keluarga terutama dalam memberikan pengetahuan seputar aspek kesehatan.

Di sisi lain peran bidan sangat membantu pemerintah dalam mendekatkan dan menyosialisasikan pentingnya alat kontrasepsi pada perempuan Indonesia, sehingga jarak kelahiran yang menjadi salah satu penyebab kekerdilan pada anak (stunting) dapat diatasi.

Hasto menjelaskan kader PKK yang terdiri atas istri pemimpin daerah tersebut memiliki peran untuk memberi masukan dalam membuat sebuah kebijakan. Mereka juga dapat mengantarkan dan memikirkan menu-menu makanan sehat bagi anak betul-betul sampai ke rumah keluarga yang mengalami kekerdilan.

“Mereka bisa membisikkan suaminya langsung untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang positif. inilah peran PKK yang sangat sentral, mereka adalah penduduk daerah itu sehingga mengenal dan memahami dengan baik siapa keluarga yang hamil, siapa yang menyusui atau melahirkan,” ucap Hasto.

Baca juga: BKKBN: Program KB bantu ibu beri jarak kehamilan cegah kekerdilan

Sedangkan kader KB memiliki peran membantu bidan dalam melakukan pengukuran kepada setiap perempuan yang merencanakan kehamilan. Pengukuran dimulai dari mengukur lingkar lengan bagian atas yang tidak boleh kurang dari 23,5 centimeter, tinggi badan dan berat badan serta pemeriksaan hemoglobin dalam darah (Hb).

Melalui TPK pula, BKKBN berhasil mengumpulkan data-data keluarga yang mengalami kekerdilan secara rinci mulai dari tempat tinggal, nama anak yang kerdil, ibu yang anemia dan lain sebagainya.

Penanganan kekerdilan menjadi sangat penting, utamanya dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hasto menekankan pada masa itu semua tumbuh kembang anak harus dikoreksi supaya dapat terbebas dari kekerdilan dan meraih pemimpin bangsa yang unggul di masa depan.

Baca juga: BKKBN sebut ibu hamil dengan anemia memiliki plasenta yang tipis

“Itulah mengapa tim pendamping keluarga menjadi penting. Ada tiga penyebab stunting, yang pertama, kurang bagus, kedua sering sakit-sakitan, dan ketiga pengasuhannya tidak baik. Anak itu harus dibahagiakan jangan sampai stres,” ujar Hasto.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022