Berbicara kepada BBC Question Time, suatu tontonan panel diskusi yang menghadirkan politisi dan tamu selebritas, sang pebalap Jerman mendapat pertanyaan apakah pendiriannya soal isu lingkungan membuatnya seorang hipokrit mengingat ia menjadi bagian dari olahraga yang menyebabkan emisi gas buang.
"Benar, dan Anda benar ketika Anda tertawa," kata pebalap berusia 34 tahun itu dikutip Reuters, Jumat. "Ada pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri setiap hari dan saya bukan orang suci.
"Beberapa hal ada dalam kendali saya dan beberapa tidak. Membalap mobil adalah gairah saya, saya mencintainya dan setiap kali saya masuk ke mobil saya menyukainya.
"Ketika saya keluar dari mobil, tentunya saya juga berpikir 'apakah ini yang harus kita lakukan, bepergian keliling dunia, membuang-buang sumber daya?"
Baca juga: Vettel siap balapan lagi setelah 'telat masuk sekolah' musim ini
Pebalap tim Aston Martin itu mengenakan kaus sebelum Grand Prix MIami dengan slogal "Miami 2060 -grand prix pertama di bawah air - Bertindak Sekarang atau Berenang Kemudian" untuk menggaris bawahi dampak dari perubahan iklim.
Selain menyoroti isu lingkungan dan energi terbarukan, Vettel juga salah satu yang vokal menyuarakan masalah Hak Asasi Manusia.
Ia mengatakan Formula 1, yang berusaha mendorong keberlanjutan, juga memainkan peran sosial yang penting sebagai suatu hiburan.
Baca juga: Vettel didenda 5.000 euro karena kendarai skuter tanpa izin di trek
"Ada hal-hal yang saya lakukan karena saya merasa saya melakukannya lebih baik. Apakah saya harus naik pesawat setiap waktu? Tidak, tidak bila Anda bisa naik mobil," kata Vettel, yang bakal habis masa kontraknya dengan Aston Martin pada akhir tahun ini.
Sementara itu, F1 berambisi mencapai jejak karbon nol pada 2030, dengan menggunakan bahan bakar 100 persen berkelanjutan mulai 2026 ketika mesin generasi baru diperkenalkan.
Vettel juga pernah berkomentar soal Brexit, perang Ukraina, apakah Finlandia harus bergabung dengan NATO, kemandirian energi dan keterlibatan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam skandal "partygate" karena melanggar pembatasan selama pandemi COVID-19.
Baca juga: Podium berturut-turut Max Verstappen diharapkan terus berlanjut
Baca juga: Mercedes sadari mereka masih belum mampu kejar Ferrari dan Red Bull
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022