Ia menjelaskan, telah melihat potensi tersebut sejak pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta.
"Saya telah berada di wilayah (Asia Pasifik) selama hampir 16 tahun dan ini pertama kalinya saya berkunjung ke Jakarta, Indonesia. Kesannya di luar imajinasi saya. Kota ini benar-benar besar dan banyak industri generasi pertama," kata Jun saat wawancara khusus bersama ANTARA, Jumat (13/5).
"Saya perhatikan banyak negara lain tertarik dengan pasar Indonesia. Populasi sangat besar, politik sangat stabil. Saya juga membaca berita bahwa pertumbuhan ekonomi sangat cepat tahun lalu, sekitar 5-6 persen. Jadi saya pikir, kota ini, negara ini, memiliki banyak potensi," lanjut dia.
Baca juga: Huawei dan Kemenparekraf jalin kolaborasi dorong industri parekraf
Baca juga: Huawei Mate Xs 2 segera hadir lalu "Doctor Strange 2" dilarang di Arab
Sebagai ekonomi terbesar keenam di Asia Pasifik dan ekonomi terbesar di ASEAN, Jun bahkan menilai Indonesia merupakan salah satu pasar yang paling penting bagi Huawei.
Menurut Jun, seperti kebanyakan negara Asia Pasifik, Indonesia memiliki strategi digital yang sangat jelas dan berwawasan ke depan dengan Making Indonesia 4.0 untuk memandu upaya digitalisasi.
Berbicara mengenai ekonomi digital, Jun mengatakan ada tiga pilar yang harus diperhatikan yakni infrastruktur, aplikasi, dan talenta digital.
Menurutnya, penting untuk membangun infrastruktur digital yang kuat atau meningkatkan apa yang sudah ada di Indonesia. Indonesia, kata dia, telah berkembang secara eksponensial karena telah diuntungkan oleh pesatnya perkembangan infrastruktur digital termasuk 5G, broadband, dan pusat data.
"Di sinilah Huawei dapat memainkan peran besar. Kami akan membantu Indonesia membangun infrastruktur yang lebih solid, termasuk jaringan nirkabel dan broadband tetap serta pusat data," ujar Jun.
"Kami juga berinvestasi besar-besaran untuk membantu pemerintah, operator, dan bisnis memanfaatkan infrastruktur digital yang telah dibangun dengan lebih baik," lanjutnya.
Selanjutnya mengenai aplikasi. Jun menilai bahwa Indonesia memiliki potensi untuk berkembang dalam hal ini, apalagi dia juga melihat Indonesia telah memiliki sederetan startup unicorn pengembang aplikasi yang menyediakan berbagai macam layanan, misalnya e-commerce.
"Kami mendengar banyak perusahaan unicorn sekarang. Saya melihat banyak potensi dan itu berkembang dengan sangat cepat," tutur Jun.
Untuk itu, sejalan dengan strategi Huawei di Asia Pasifik, Jun mengatakan perusahaan juga ingin berbuat lebih banyak untuk memberdayakan startup ICT di Indonesia dengan berinvestasi 100 juta dolar atau sekitar Rp1,4 triliun selama tiga tahun ke depan melalui Program Spark. Tujuannya, membantu menumbuhkan sistem yang lebih dinamis dan sehat bagi para startup.
Memberdayakan startup sangat penting dilakukan sebab menurut Jun, startup telah menyumbang dua pertiga dari pekerjaan di seluruh dunia, menciptakan dua pertiga dari pekerjaan baru, dan menghasilkan hampir 50 persen dari PDB global.
"Kami melihat Indonesia dapat mengambil banyak manfaat dari program ini mengingat Indonesia sebagai rumah bagi startup unicorn yang tumbuh cepat dan jumlah unicorn tertinggi di Asia Tenggara," ujar Jun.
Pilar ketiga adalah talenta digital. Upaya transformasi digital tentu harus dibarengi dengan sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan untuk berkontribusi dengan industri.
“Di daerah ini, saya melihat bahwa para kru sangat cepat dan kami juga melihat ada banyak potensi untuk dikembangkan,” tutur Jun.
Meski demikian, Jun juga menilai bahwa hal tersebut masih menjadi salah satu tantangan di Indonesia sehingga pihaknya akan terus berupaya mencetak talenta-talenta digital berkualitas di Tanah Air.
"Sudah ada banyak perusahaan di sini, tapi bisakah kita mendapatkan kandidat? Bisakah kita mendapatkan lulusan berkualitas dari universitas? Katakanlah itu adalah sebuah tantangan," kata Jun.
"Untuk itulah kami bekerja sama dengan pemerintah dan kami memberikan pelatihan kepada siswa. Masyarakat juga harus belajar. Membangun ekonomi digital ini harus bersama-sama, tidak hanya pemerintah. Saya pikir ini sangat penting bagi kita semua," imbuhnya.
Baca juga: Huawei Mate Xs 2 direncanakan rilis global 18 Mei 2022
Baca juga: 5.5G akan perdalam transformasi digital dengan pengalaman 10 Gbps
Baca juga: Huawei perkuat inovasi bangun masa depan yang rendah karbon
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022