Muslim Aid tanam pohon di lereng Merapi

7 Desember 2011 23:09 WIB
Muslim Aid tanam pohon di lereng Merapi
ilustrasi PENGHIJAUAN LERENG MERAPI. (ANTARA/ Wahyu Putro A)
Yogyakarta (ANTARA News) - Muslim Aid Yogyakarta menanam sebanyak 10.000 bibit pohon di lereng Gunung Merapi dengan melibatkan partisipasi warga dalam rangka menyelamatkan lingkungan di kawasan itu pascaerupsi.

"Penanaman bibit pohon tersebut melibatkan warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, dan Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah," kata Koordinator Muslim Aid Yogyakarta, Suharti di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, jenis pohon yang ditanam di Tlogolele meliputi sengon, matowa, jengkol, suren, dan akasia, sedangkan yang ditanam di Sengi adalah sengon, manggis, sawo, suren, dan akasia.

"Penanaman pohon itu merupakan bagian dari program Muslim Aid untuk meningkatkan kesadaran kesehatan, sanitasi, pengurangan risiko bencana, dan menjaga kelestarian lingkungan," katanya.

Ia mengatakan masyarakat diharapkan tidak hanya peduli melakukan penanaman pohon, tetapi juga aktif untuk merawat, menjaga, dan melestarikannya untuk menciptakan lingkungan sehat dan bersih.

"Kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik jika masyarakat selalu melakukan peremajaan dan penanaman kembali secara rutin," katanya.

Menurut dia, dengan partisipasi aktif dan kesadaran warga yang semakin meningkat terhadap lingkungan, maka akan tercipta lingkungan desa yang sehat dan asri.

"Meskipun kedua desa itu terletak di lereng Merapi yang sewaktu-waktu dapat terkena dampak erupsi, masyarakat diharapkan tetap semangat untuk mengelola lahan dan menanam pohon untuk menciptakan lingkungan yang hijau demi masa depan yang lebih baik," katanya.

Ia mengatakan, Muslim Aid sejak 2005 telah berkontribusi pada program tanggap bencana, penyediaan air bersih dan sanitasi, pengembangan ekonomi, program sektor pendidikan, kesehatan, peningkatan keterampilan, dan pengembangan kapasitas masyarakat.

Selain itu, Muslim Aid juga membangun kembali sekolah yang telah hancur karean tsunami di Aceh pada 2004 dan pembangunan rumah pascabencana gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2006.

"Kami juga melatih masyarakat di Yogyakarta dan anak-anak sekolah dasar di Sumatra Barat dan Jawa Tengah untuk program pengurangan risiko bencana," katanya.

Ia mengatakan, dalam menjalankan misi dan kegiatan kemanusiaan, Muslim Aid tidak membedakan keyakinan, jenis kelamin, status ekonomi, geografis, dan suku.

"Kami berharap dapat memberikan program-program untuk membantu masyarakat miskin dan rentan di mana pun kami bekerja dan meningkatkan kapasitas mereka untuk ke arah yang lebih baik," kata Suharti.

(L.B015*H010/M008)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011