• Beranda
  • Berita
  • UNICEF peringatkan 'bencana' malnutrisi anak akibat harga naik, perang

UNICEF peringatkan 'bencana' malnutrisi anak akibat harga naik, perang

17 Mei 2022 11:28 WIB
UNICEF peringatkan 'bencana' malnutrisi anak akibat harga naik, perang
Anak lelaki usia satu tahun yang kekurangan gizi Jiad Muhammad Jalal terbaring di matras di sebuah kamp pengungsi di Hajja, Yaman, Jumat (15/4/2022). Foto diambil tanggal 15 April 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Eissa Al-Ragehi/WSJ/cfo.
Biaya pengobatan untuk menyelamatkan jiwa anak-anak yang mengalami kekurangan gizi paling parah akan melonjak hingga 16 persen akibat invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan pandemi, menurut Dana AnakAnak Perserikatan BangsaBangsa (UNICEF).

Bahan mentah untuk makanan terapeutik siap saji telah melonjak harganya di tengah krisis pangan global yang dipicu oleh perang dan pandemi, kata UNICEF.

Menurut UNICEF, tanpa pendanaan lebih lanjut dalam enam bulan ke depan, lebih dari 600.000 anak-anak mungkin kehilangan asupan gizi penting, yang berupa pasta berenergi tinggi yang terbuat dari berbagai bahan, termasuk kacang tanah, minyak, gula, dan nutrisi tambahan.

Namun, UNICEF tidak memerinci berapa banyak peningkatan pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan program pemberian asupan untuk anak-anak malnutrisi.

Badan PBB itu mengatakan bahwa sekotak nutrisi khusus yang berisi 150 paket, yang cukup untuk enam hingga delapan minggu untuk merawat anak yang kekurangan gizi parah, rata-rata berharga sekitar 41 dolar AS (sekitar Rp600 ribu).

Selain tekanan yang lebih luas pada ketahanan pangan, perubahan iklim dan kenaikan harga juga dapat menyebabkan tingkat kekurangan gizi parah pada anak-anak yang mengarah kepada "bencana", demikian UNICEF memperingatkan dalam sebuah pernyataan.

"Dunia dengan cepat menjadi sebuah kotak virtual dengan peningkatan pesat pada kematian anak serta penderitaan yang dialami anak akibat wasting, yang sebenarnya dapat dicegah," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.

Kasus parah wasting, yaitu ketika anak-anak terlalu kurus untuk tinggi badan mereka, berdampak pada 13,6 juta anak di bawah usia 5 tahun, dan mengakibatkan satu dari lima kematian di antara kelompok usia itu, menurut UNICEF.

Bahkan sebelum perang (di Ukraina) dan pandemi, dua dari tiga anak yang mengalami malnutrisi tidak memiliki akses ke makanan terapeutik yang dibutuhkan untuk menyelamatkan hidup mereka, kata UNICEF.


Sumber: Reuters

Baca juga: Kemenkes sebut anak wasting punya risiko tiga kali lipat stunting

Baca juga: 1.847 anak di antara ribuan orang sudah diangkut dari Ukraina ke Rusia

 

Unicef berharap hak anak terpenuhi saat pandemi


 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022