Walau demikian pihak kampus tetap menghimbau agar aksi nekad tersebut tidak terulang, aksi bakar diri terlalu mahal pengorbanannya.
Ketua Dewan Kurator UBK, Rahmawati Soekarnoputri, mengatakan gelar Sarjana Kehormatan yang diberikan kepada Sondang Hutagalung sebagai bentuk penghormatan seperti halnya gelar pahlawan.
"Karena Sondang bukan militer, jadi kita berikan gelar Sarjana Kehormatan," kata Rahma.
Tidak hanya itu, Rahma juga mengatakan Sondang merupakan mahasiswa yang cerdas sekaligus aktivis kampus. Dan, ia juga dikenal sebagaii mahasiswa, yang baik.
"Dia dasarnya jelas, anak yang baik, cerdas dan tidak ugal-ugalan. Dia sudah skripsi, hanya belum sempat diwisuda," tambah Rahma
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UBK, Daniel Panda, menambahkan gelar Sarjana Kehormatan diberikan kepada Hutagalung atas masukan dari tokoh-tokoh masyarakat, organisasi, dan lain sebagainya.
"Kami tetap berterima kasih dan mendukung perjuangan Hutagalung. Karenanya, sebagai bentuk penghargaan, kami berikan gelar Sarjana Kehormatan," kata Panda.
Dia juga berharap agar, aksi seperti telah dilakukan Hutagalung tidak terulang, karena masih ada pilihan lain untuk melakukan aksi protes sosial. Aksi bakar diri terlalu mahal pengorbanannya," ujar Daniel.
Teman-teman kampus menjelaskan, mahasiswa angkatan 2007 itu juga dikenal dikenal sebagai aktivis yang suka membantu orang miskin dan petani saat melakukan aksi turun ke jalan.
Sebelum disemayamkan di tempat pemakaman umum Pondok Kelapa, Jakarta Timur, jenazah Hutagalung, terlebih dahulu didoakan rekan-rekannya di Aula UBK. Setelah itu, jenazah diberangkatkan dengan diiringan tiga metromini dan puluhan kendaraan mahasiswa seperti motor dan mobil. (ANT-136)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011