BPPKI gelar dialog kebudayaan tingkat nasional

13 Desember 2011 20:18 WIB
Pontianak (ANTARA News) - Badan Pekerja Kongres Kebudayaan Indonesia menggelar dialog budaya di kota Pontianak, Kalimantan Barat, dalam rangka persiapan kongres kebudayaan yang akan dilaksanakan tahun 2013.

"Kegiatan ini sengaja kita gelar untuk menjaring berbagai informasi dari daerah-daerah untuk persiapan Kongres Kebudayaan tahun 2013 mendatang. Dalam pelaksanaannya akan dilakukan dari hari Senin ini hingga tanggal 14 Desember di Pontianak," kata Ketua BPKKI, Mukhlis Paeni, di Pontianak, kemarin.

Dia menjelaskan, dalam dialog tersebut menghadirkan beberapa pemakalah dan pakar kebudayaan Nasional, diantaranya Prof Dr Sri Hastanto (Direktur Program Pendidikan Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia), Dr Pudentia (Dosen FIB, Ahli Tradisi Lisan) Dr Dendy Sugono (Ahli Linguistik dari Badan Bahasa Kemendikbud), Drs Soesoro (Sekretaris Dirjen Sepur, Kemenbudpar), Prof Dr Rusdi Ali Muhammad (Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh).

Selain itu, juga dihadiri leh Prof Dr Ichwan Azhari (Kolektor Arsip Sejarah Nusantara), Prof Dr Mestika Zed (Sejarawan, Guru Besar Universitas Negeri Padang), Prof Dr Sujarwo (Guru Besar FKIP Universitas Lampung), Drs. Endjat Djaenuderadjat (Direktur Geografi dan Sejarah, Ditjen Sepur Kemendagri), Drs Agus Setyanto (Kadis kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu), serta beberapa ahli dan budayawan lainnya dari berbagai belahan negeri ini.

"Dalam dialog ini, pemakalah terdiri dari dua kategori yaitu pemakalah yang membahas soal kebudayaan di daerah dan yang membahas persoalan kebudayaan berskala nasional," katanya.

Dikatakannya, dari hasil pertemuan pada hari pertama itu, begitu banyak hal dan permasalahan kebudayaan yang dibahas oleh pemakalah dan peserta dialog. Namun, dari berbagai permasalahan tersebut menjadi salah satu cerminan betapa dinamikanya kebudayaan di Indonesia yang patut dilestarikan.

"Biar bagaimanapun, berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan salah satu warisan leluhur yang tidak ternilai harganya. Hal itu patut kita pertahankan agar generasi penerus kita tidak tergerus dan tercerabut dari akar budaya yang ada selama ini," kata Mukhlis.

Dia menyatakan, dari berbagai permasalahan yang terjadi tersebut, nantinya akan di rangkum menjadi suatu bahan utama yang akan kembali dibahas dalam kongres kebudayaan, 2013 mendatang.

"Kita berharap, dalam pelaksanaannya kegiatan ini bisa melahirkan berbagai rekomendasi yang maksimal, agar dalam kongres nanti bisa melahirkan suatu terobosan-terobosan terbaru dalam mengembangkan kebudayaan kita," tuturnya.
(ANT-171/Z004)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011