• Beranda
  • Berita
  • Emas jatuh, dolar menguat setelah Powell berikan nada lebih "hawkish"

Emas jatuh, dolar menguat setelah Powell berikan nada lebih "hawkish"

19 Mei 2022 04:31 WIB
Emas jatuh, dolar menguat setelah Powell berikan nada lebih "hawkish"
Dokumentasi. Karyawan menunjukkan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Emas tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan penguatan dolar setelah mencatat penurunan harian terbesar dalam lebih dari dua bulan, karena Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memberikan nada yang lebih hawkish (rejim suku bunga tinggi) ketika bank sentral berupaya untuk mengendalikan lonjakan inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, merosot tiga dolar AS atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada 1.815,90 dolar AS per ounce, menghentikan kenaikan selama dua hari berturut-turut.

Emas berjangka terdongkrak 4,9 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.818,90 dolar AS pada Selasa (17/5/2022), setelah menguat 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.814,00 dolar AS pada Senin (16/5/2022), dan jatuh 16,4 dolar AS atau 0,9 persen menjadi 1.808,20 dolar AS pada Jumat (13/5/2022).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,43 persen menjadi 103,8100.

"Kami telah melihat sedikit gerakan korektif pada greenback yang telah mengurangi beberapa tekanan pada logam kuning tetapi kami mungkin sudah melihat pengembalian itu," kata seorang analis.

Investor tampak bereaksi terhadap pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Berbicara di acara Wall Street Journal pada Selasa (17/5/2022), Powell mengatakan Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga sampai ada "bukti yang jelas dan meyakinkan" bahwa inflasi akan turun.

Jika perlu, The Fed tidak akan ragu untuk mendorong suku bunga melewati "tingkat netral yang dipahami secara luas" untuk menurunkan inflasi, tambahnya. Tingkat netral adalah tingkat di mana kebijakan tidak mendorong atau memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Rabu (18/5/2022) memperingatkan prospek ekonomi global yang "menantang, dan tidak pasti", karena harga pangan dan energi yang lebih tinggi dapat menekan output, pengeluaran, dan meningkatkan inflasi "di seluruh dunia."

Berbicara pada konferensi pers di Jerman, Yellen mengatakan Amerika Serikat "dalam banyak hal adalah posisi terbaik," mengingat pasar tenaga kerja dan ekonomi yang kuat dan pelepasan cadangan minyak strategis untuk membantu harga energi domestik dari meroket lebih tinggi.

Harga emas hampir lima persen lebih rendah sejauh bulan ini, dan 11,1 persen di bawah tertinggi 8 Maret di 2.040,1 dolar AS.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 20,6 sen atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 21,544 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 19,00 dolar AS atau 2,01 persen, menjadi ditutup pada 924,40 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Inggris hentikan reli 3 hari, indeks FTSE 100 jatuh 1,07 persen
Baca juga: IHSG ditutup menguat hingga 148,95 poin, dipimpin saham teknologi
Baca juga: Rupiah melemah 44 poin, dipicu pernyataan gubernur bank sentral AS

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022