BSI pun dapat menjadi bank syariah yang lebih moderen dan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI akan melakukan aksi korporasi untuk penambahan modal melalui mekanisme rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dengan nilai Rp5 triliun pada kuartal III/2022.
“Rights issue BSI kita siapkan Rp5 triliun bahkan lebih dari pemegang saham eksisting Bank Mandiri, BNI dan BRI. BSI pun dapat menjadi bank syariah yang lebih moderen dan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial. Harapannya akuisisi customer baru lebih cepat,” kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut Wamen BUMN yang akrab disapa Tiko ini, ada beberapa faktor pendorong di balik aksi korporasi tersebut. BSI akan didorong meningkatkan pangsa pasar di perbankan syariah dari 7 persen menjadi setidaknya 10 persen.
Ia menjelaskan BSI pun perlu memperluas jaringan sehingga jangkauan bisnisnya lebih luas dan menjadi bank syariah yang universal. Sebagai bank syariah komersial, kecepatan layanan melalui fitur produk BSI pun perlu ditingkatkan dengan tanpa mengurangi aspek kenyamanan. Hal itu dilakukan BSI salah satunya untuk menggaet nasabah milenial yang memang meningkat tajam.
Adapun batas minimal free float atau saham publik yang beredar sebesar 7,5 persen. Sementara dalam laman resmi BSI disebut, komposisi pemegang saham BSI saat ini adalah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 24,91 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejumlah 17,29 persen.
Sementara itu sisanya adalah DPLK BRI sekitar 1,83 persen, BNI Life Insurance hanya 0,01 persen. Juga pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5 persen termasuk publik baru sekitar 7,08 persen
Lebih lanjut Tiko mengatakan bahwa aksi korporasi itu pun tak terlepas dari upaya mewujudkan visi BSI menjadi Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.
“Sehingga BSI menjadi instrumen utama bagi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia,” tuturnya.
Sebelumnya, pada 13 Mei lalu BSI telah resmi membuka Representative Office BSI di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai realisasi program BUMN Go Global.
Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah awal menghubungkan perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia termasuk memperdalam penetrasi ekspor ke Afrika dan negara-negara Arab.
Pihaknya pun berharap BSI mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai dan menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibukota Negara Baru (IKN), proyek strategis BUMN, dan proyek infrastruktur, serta industri keuangan yang berkelanjutan di tanah air.
“Ke Uni Emirat Arab, bahwa kita harus selalu reach up dengan customer dan investor global. Ini merupakan transformasi dan inovasi di BUMN,” ucap Tiko.
Baca juga: BSI kantongi laba bersih Rp987 miliar di kuartal I-2022
Baca juga: Taspen gandeng empat bank tingkatkan kualitas layanan
Baca juga: BSI pimpin pembiayaan sindikasi proyek EBT senilai Rp750 miliar
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022