Pertama, kata Oki, adalah pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang berkesinambungan. Meski SEA Games Vietnam sempat ada penundaan, pelatnas tetap berlanjut sehingga atlet bisa mempersiapkan diri dengan matang.
Di samping itu, atlet, khususnya Fanani juga memiliki motivasi tinggi setelah pada SEA Games 2019 di Filipina belum berhasil meraih hasil terbaik. Mereka tak terganggu dengan adanya penundaan SEA Games Vietnam dan tetap fokus berlatih meningkatkan kemampuan.
"Kami mendapat target dari PB ISSI untuk mendapatkan emas. Kami berusaha dengan menjalankan sejumlah program. Bagaimana caranya agar prestasi atlet meningkat dari SEA Games sebelumnya di Filipina," kata Oki kepada pewarta saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis.
Kemudian faktor kedua, adalah fasilitas yang baik untuk atlet selama pelatnas. Atlet, mendapat dukungan penuh dengan adanya tim sports science, ahli gizi, masseur, dan tim pendukung lainnya.
"Sehingga kami bisa maksimal dalam mempersiapkan diri. Kami ada alat untuk mengukur kemampuan dan power atlet. Selama pandemi, kita ketahui tidak ada kompetisi. Kami siasati dengan tes dan selalu berlatih," ujar Oki.
Baca juga: Zainal Fanani sumbang emas kedua balap sepeda SEA Games Vietnam
Pernyataan sang pelatih juga diamini Fanani dan Ihza. Mereka mengatakan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) sangat mendukung semua kebutuhan selama pelatnas.
"Tidak ada masalah selama training camp (TC), karena tim support seperti fisik, ahli gizi, masseur, dan semua tim memberikan yang terbaik. Kami berterima kasih karena kami mendapat fasilitas yang bagus," ujar Fanani.
Lebih jauh, Oki juga mengungkapkan bahwa regenerasi atlet pada XCO terjaga.
Seperti diketahui, Fanani adalah atlet senior yang sukses menyabet medali emas SEA Games Vietnam setelah mencatatkan waktu 1 jam 16,41 menit.
Sementara Ihza yang kini berusia 23 tahun adalah juniornya yang sudah mampu bersaing dengan finis di urutan kedua dengan 1 jam 19,14 menit atau terpaut 2 menit 33 detik dari Fanani.
"Lapis bawahnya juga masih ada dan Indonesia punya banyak potensi di XCO. Misalnya ada adik Fanani (Feri Yudoyono) yang masih junior dan yang lainnya," kata Oki.
Baca juga: Atlet downhill putri Tiara Andini raih emas SEA Games Vietnam
Selain atlet putra, hal tersebut juga berlaku untuk sektor putri. Menurutnya, meski Sayu Bella Sukma Dewi belum mampu menyumbang medali SEA Games Vietnam setelah finis di urutan kelima dengan membukukan 1 jam 25,46 menit, potensi ke depan sangat bagus.
"Bella masih berusia 19 tahun. Perjalanannya masih panjang. Selain itu ada juga atlet putri lainnya yang memiliki talenta," kata pelatih asal Jawa Barat tersebut.
Oki berharap prestasi atlet XCO Indonesia bisa terus meningkat. Salah satu cara untuk mencapainya adalah memperbanyak mengikuti kompetisi di level Asia dan bahkan dunia.
"Karena kami ingin dan optimistis atlet Indonesia mampu berasing di tingkat yang lebih tinggi seperti Asian Games dan Olimpiade," ujarnya.
Setelah SEA Games Vietnam, atlet akan rehat sejenak. Setelah itu, tambah Oki, mereka akan bersiap untuk menghadapi Kejuaraan Asia di Tajikistan yang dijadwalkan bergulir Juli.
"Pelatnas akan tetap berlanjut untuk persiapan Kejuaraan Asia. Selain itu juga ada Asian Games 2022 (Hangzhou, China) dan SEA Games 2023 di Kamboja. Kami akan mempersiapkan diri lagi," tutur Oki.
Baca juga: MTB tak ingin lepas peluang rebut emas SEA Games Vietnam
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022