Pernyataan itu disampaikan menanggapi keluhan dari perwakilan seniman dan budayawan mengenai pengiriman barang-barang seni dari dan keluar negeri yang sering tersendat sehingga menghambat upaya mendatangkan karya seni dan menyelenggarakan pameran seni.
"KSP akan berupaya untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang disampaikan para seniman dan budayawan," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagaimana dikutip dalam siaran pers KSP yang diterima di Jakarta, Sabtu.
"KSP akan memastikan kebijakan dan peraturan pemerintah bisa berjalan tanpa hambatan di lapangan. Dalam hal ini, barang-barang seni yang terkendala pengirimannya dan tertahan di wilayah perbatasan, bisa jadi ini persoalan oknum," kata Moeldoko.
Ia mengatakan, KSP akan mengundang pejabat dari kementerian dan lembaga terkait untuk mencari solusi masalah pengiriman barang-barang seni.
"Kita akan panggil direktur jenderal dari kementerian/lembaga terkait dan kita akan duduk bersama mencari solusinya. Sekuat tenaga, kita akan merespons permasalahan yang ada di publik," katanya.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa pemerintah juga berupaya memperbanyak ruang ekspresi bagi para seniman dan budayawan, antara lain melalui revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai ruang ekspresi dan apresiasi karya seni anak bangsa.
"Pemerintah sedang berupaya bagaimana caranya membuat TMII menjadi area publik dengan warna baru. Barangnya lama tapi fungsinya disesuaikan dengan kebutuhan saat ini, salah satunya mengakomodir ruang ekspresi bagi para seniman dan budayawan Indonesia," katanya.
Budayawan Butet Kartaredjasa yakin KSP akan membantu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh para seniman dan budayawan.
"Pastinya ada kendala-kendala yang bersifat teknis yang kami temui di lapangan. Tapi kami yakin Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan bisa membantu meringankan beban dan masalah kawan-kawan seniman," katanya.
Baca juga:
Bank sampah Yogyakarta sulap sampah menjadi barang seni
Selaras Art Space hadirkan ruang pamer virtual untuk para seniman
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022