Digitalisasi di Tanah Air sudah berkembang pesat dimulai sejak berkembangnya globalisasi, serta didorong oleh dampak pandemi COVID-19 yang turut mempercepat proses transformasi digital.
“Dengan transformasi sejumlah regulasi investasi Qualcomm dapat mengembangkan jaringan bisnisnya ke Indonesia, khususnya terkait pengembangan infrastruktur 5G dan sektor digital lainnya di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut dia, perbaikan ekonomi pasca pandemi menjadi peluang untuk mentransformasi perekonomian dan berbagai aktivitas sosial ekonomi menuju ekonomi digital.
Pada tahun 2021 terdapat transaksi komersial lebih dari 27 miliar dolar AS atau setara Rp400 triliun dengan lebih dari 2.300 startup di Tanah Air, yang menempatkan Indonesia sebagai negara kelima di dunia dengan jumlah startup terbanyak.
Baca juga: OJK sebut Indonesia miliki 2.100 perusahaan rintisan
Ditambah lagi Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet atau 74 persen dari total populasi. Nilai transaksi uang elektronik juga melebihi 2,4 miliar dolar AS atau Rp35 triliun per Desember 2021.
Menko Airlangga menuturkan tingkat inklusi keuangan Indonesia di tahun 2019 tercatat sebesar 76,19 persen dan ditargetkan akan mencapai 90 persen pada 2025, serta terdapat 785 juta bisnis financial technology (fintech) pada 2021.
Sebagaimana diketahui, Qualcomm merupakan perusahaan yang mengembangkan produk semikonduktor dan perangkat lunak, serta menyediakan jasa teknologi nirkabel. Perusahaan ini memiliki sejumlah paten penting untuk standar komunikasi seluler 5G, 4G, dan CDMA.
Pada kesempatan yang sama, CEO Qualcomm Cristiano Amon juga memberikan dukungan dan apresiasi terhadap sejumlah perkembangan transformasi digital yang sudah dijalankan Pemerintah Indonesia sejauh ini.
Baca juga: Qualcomm percepat adopsi global akses nirkabel tetap 5G
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022