Dalam keterangan tertulis diterima di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin, tiga tema besar dalam pertemuan awal, yaitu Stakeholder Forum, World Reconstruction Conference 5 (WRC5) dan Multi-Hazard Early Warning Conference III (MHEWC-III) yang akan menghadirkan pembicara dari tingkat nasional dan internasional.
Baca juga: BNPB: Rumah Resiliensi Indonesia dukung pengurangan risiko bencana
Pertemuan awal tersebut menggabungkan elemen pertemuan tatap muka dan jarak jauh, yang menghadirkan para pemangku kepentingan lintas sektor sebelum dibukanya GPDRR secara resmi pada Rabu (25/5).
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan, ketiga pertemuan tersebut akan berbentuk 28 forum diskusi yang diselenggarakan 23-24 Mei 2022 di Bali International Convention Center (BICC) di Nusa Dua.
“Pertemuan ini bisa dihadiri jurnalis maupun tamu yang sudah mendaftar sebelumnya,” ujar Raditya yang juga Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara GPDRR pada Senin (23/5).
Baca juga: PBB ingatkan pentingnya libatkan kelompok rentan tanggulangi bencana
Pertemuan ini bertujuan untuk menyediakan ruang kepada para pemangku kepentingan untuk berkoordinasi dan bertukar praktik terbaik seputar pelibatan yang inklusif, kolaborasi, dan persiapan untuk sesi resmi Platform Global.
“Setiap harinya acara akan dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga 20.30 waktu setempat (Wita),” lanjutnya.
Baca juga: Bendera Indonesia dan Bendera PBB berkibar di lokasi GPDRR 2022 Bali
WRC5 diselenggarakan bersama oleh United Nation Development Programme (UNDP), Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR) dan UNDRR di bawah payung International Recovery Platform (IRP). WRC5 akan mempertemukan peserta dari pemerintah nasional dan lokal, masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi dan organisasi internasional dari seluruh dunia.
Forum ini akan memberikan kesempatan sekaligus ajang berbagi pengalaman berbagai dimensi pemulihan dalam konteks risiko multi-dimensi yang dihadapi negara-negara di beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Belajar kearifan Suku Sasak dalam mitigasi bencana
Sedangkan MHEWC-III, ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana ketersediaan, akses, dan penggunaan peringatan dini multi-bahaya dan informasi risiko dapat ditingkatkan untuk menyampaikan aspirasi Kerangka Sendai, Kesepakatan Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan lebih baik, khususnya dalam upaya mencapai Target G dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction.
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan GPDRR ke-7 yang berlangsung pada 23 – 28 Mei 2022 di Nusa Dua, Bali. Tema yang diusung adalah ‘Dari Risiko ke Resiliensi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Berubah oleh COVID-19.’ Tema ini dimaknai oleh Pemerintah Indonesia sebagai “Memperkuat Kemitraan Menuju Ketangguhan Berkelanjutan.”
Baca juga: Menuju penanggulangan karhutla ber-SNI
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022