• Beranda
  • Berita
  • Tips pemasaran digital UMKM, maksimalkan medsos dan buat konten viral

Tips pemasaran digital UMKM, maksimalkan medsos dan buat konten viral

24 Mei 2022 17:28 WIB
Tips pemasaran digital UMKM, maksimalkan medsos dan buat konten viral
Ilustrasi - Bisnis online. ANTARA/Pexels.

pemasaran by penasaran

Praktisi dan konsultan pemasaran dari Inventure, Yuswohady membagikan tips untuk menciptakan pemasaran yang jitu di era digital, salah satunya dengan memanfaatkan platform media sosial.

"Tidak hanya kita punya toko di marketplace atau punya Facebook atau TikTok, lalu selesai. Tapi, kita harus pikirkan teknik bagaimana menggunakan media sosial agar bisa viral, saya menyebutnya pemasaran by penasaran," kata Yuswohady saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Dia melanjutkan, kunci dalam menciptakan pemasaran yang baik adalah kreativitas dalam mengolah konten sehingga bisa viral dan menjangkau banyak orang.

"Digital marketing is about content marketing, bagaimana menciptakan konten yang menimbulkan rasa penasaran dan viral," imbuh Yuswohady.

Setidaknya, ujar dia, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan yakni word of mouth (WOM) marketing dan fear of missing out (FOMO) marketing.

WOM marketing adalah proses pemasaran yang dilakukan dari mulut ke mulut. Hal ini, biasanya dipicu oleh pengalaman pelanggan terhadap suatu produk kemudian dibagikan kepada orang lain.

Sementara itu, FOMO marketing berusaha memanfaatkan psikologis pelanggan, dalam hal ini rasa gelisah atau takut ketinggalan tren, untuk membuat konsumen segera melakukan pembelian.

"Saya mengatakan WOM itu seperti bara api, kemudian FOMO adalah bensin. Jadi kalau bensin ketemu api, jadinya akan menghasilkan seperti energi besar seperti energi nuklir, inilah seperti yang terjadi pada film 'KKN di Desa Penari'," kata Yuswohady.

Jika strategi pemasaran tersebut dilakukan dengan baik, Yuswohady mengatakan, hal itu akan meminimalisir dana pemasaran atau bahkan tidak mengeluarkan dana sama sekali.

"(Iklan di) TV, satu spot bayar Rp40 juta. Sehari minimal 30 (spot), kemudian dikali Rp40 juta udah berapa. Semahal ini, akan kalah dengan pemasaran yang mengandalkan WOM dan FOMO tadi, yang ini tidak ada biayanya," imbuh dia.

Baca juga: Nestle hadirkan inovasi bantu UMKM Indonesia lakukan pemasaran kreatif

Baca juga: Menparekraf target 30 Juta UMKM masuk toko daring

Baca juga: Menko Airlangga dorong pengembangan pemasaran digital

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022