"Selama beberapa tahun terakhir ini, karena pandemi, transformasi digital menjadi sebuah keharusan, keniscayaan. Sehingga, ada kebutuhan akan peningkatan literasi digital dari teman-teman pelaku UMKM. Jadi transformasi digital ini bukan hanya sekadar buka toko online, terus jualan di sana," kata kata Neil saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pengamat: UMKM dan transformasi digital kunci BRI kuasai perbankan
Saat melakukan transformasi digital, Neil mengatakan banyak yang harus dilakukan oleh pelaku UMKM agar bisnisnya dapat mencatat pertumbuhan positif, salah satunya dengan menciptakan strategi pemasaran yang baik.
"Banyak sekali yang harus dikerjakan di situ, terutama tentang bagaimana cara melakukan pemasaran melalui gambar atau foto, misalnya," ujarnya.
Menurut Neil, penting bagi para pelaku UMKM untuk memiliki kemampuan bercerita atau story telling mengenai produk yang dia tawarkan, bukan hanya sekadar memasang foto produk.
Kemampuan story telling tersebut, kata Neil, dapat menjadi nilai tambah sehingga sangat mungkin dapat meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian.
"Misalnya, ada yang jualan songket. Kalau sekadar foto songket dan harga, tanpa cerita, orang tidak akan tertarik untuk membeli. Tapi kalau ada cerita misalnya bagaimana songket tersebut dibuat selama berbulan-bulan, itu akan memberikan nilai lebih," ujar Neil.
Selain itu, Neil menambahkan, pelaku UMKM juga harus memahami berbagai regulasi yang ada terkait UMKM serta pengelolaan keuangan yang baik.
"Biar bagaimana pun, cara pemasaran itu penting. Pemenuhan persyaratan juga, misalnya kalau bergerak di bidang makanan, pahami bagaimana memenuhi peraturan yang ada, ini juga menjadi kunci bagi keberhasilan teman-teman sekalian," ujar Neil.
Baca juga: BI dukung terciptanya ekosistem digital yang menyeluruh bagi UMKM
Baca juga: Erick Thohir dukung peningkatan agen BRILink
Baca juga: Kemenkop catat 18,5 juta UMKM telah lakukan transformasi digital
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022