Alasannya, Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan GPDRR sehingga itu menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan pengalaman dan pencapaiannya dalam kesiapsiagaan bencana.
"Arti Indonesia sebagai tuan rumah GPDRR tahun ini, pertama, tentunya ingin menunjukkan kepercayaan dunia atas kepemimpinan Indonesia sebagai champion issue (pemimpin dalam isu) kebencanaan," kata Retno di Badung, Bali, Selasa, usai meninjau kesiapan lokasi acara GPDRR di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Tidak hanya itu, Indonesia sebagai penyelenggara GPDRR tahun ini bersama Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) juga berharap acara tersebut dapat menjadi ajang pertukaran ide, pengalaman, pemikiran, peningkatan kapasitas berbagai lembaga di tingkat dunia sampai nasional dalam kesiapsiagaan bencana.
Baca juga: Kepala BNPB: GPDRR ajang berbagi pengalaman tanggulangi bencana
Baca juga: GPDRR ajak dunia bergerak dari risiko menuju ketahanan bencana
"Dari waktu ke waktu, kita selalu menghadapi bencana, dan (GPDRR) ini merupakan platform yang paling tepat, karena ini platform multi-stakeholders yang paling tepat untuk melakukan exchange of experiences, best practices, capacity building, dalam penanganan bencana," tutur dia.
Terakhir, Menteri Luar Negeri RI menyampaikan Indonesia sebagai tuan rumah GPDRR tahun ini berharap kegiatan itu menjadi wadah kolaborasi antar-pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, lembaga nonpemerintah, akademisi, dan pelaku usaha.
"Ini pertemuan UN (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang sangat penting di bidang disaster risk reduction (pengurangan risiko bencana, Red.), yang paling besar, dan ini besar dari segi size (jumlah peserta, karena tadi saya sampaikan sekitar 70 persen dari sekitar 6.000 orang akan datang in person (langsung, red.), dan sekali lagi ini akan mendorong agar negara-negara dunia terus melakukan kerja sama dan kolaborasi penanganan bencana dan mengubah risiko bencana jadi ketahanan terhadap bencana," ujar Retno.
GPDRR atau Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana merupakan merupakan forum antarnegara dan lintas lembaga yang membahas upaya dunia mengurangi risiko bencana. Dalam pertemuan itu, para delegasi mengevaluasi penerapan Sendai Framework/Kerangka Kerja Sendai, yang menjadi acuan negara-negara dalam membuat kebijakan kesiapsiagaan dan program-program kebencanaan lainnya.
Kegiatan itu merupakan agenda rutin Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) yang telah diakui oleh Majelis Umum PBB.
Baca juga: Perkuat aksi kebencanaan, UNDP andalkan kepemimpinan Indonesia di G20
Baca juga: PBB ingatkan pentingnya libatkan kelompok rentan tanggulangi bencana
Ada lebih dari 6.000 delegasi yang berasal lebih dari 180 negara mengikuti rangkaian GPDRR di BNDCC Bali pada 25–28 Mei 2022.
Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan membuka langsung penyelenggaraan GPDRR 2022, Rabu (25/5). Acara pembukaan itu bakal dihadiri oleh lebih dari 30 menteri negara sahabat.
Beberapa pejabat tinggi PBB juga mengikuti kegiatan GPDRR secara langsung, di antaranya Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amina J. Mohammed, Perwakilan khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori, Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid, dan Direktur Biro Krisis UNDP Asako Okai.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022