Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan transisi energi akan mampu menciptakan banyak peluang positif mulai dari lapangan pekerjaan hingga kesejahteraan rakyat.Bagi Indonesia sendiri jika dikelola dengan baik maka transisi tersebut tentu saja memberikan peluang. Arah kami untuk mencapai ambisi adalah positif
“Bagi Indonesia sendiri jika dikelola dengan baik maka transisi tersebut tentu saja memberikan peluang. Arah kami untuk mencapai ambisi adalah positif,” katanya di Jakarta, Rabu.
Airlangga mengatakan energi terbarukan juga akan mencakup pemberdayaan transfer teknologi dan pengurangan ketergantungan pada impor produk minyak bumi dan batu bara. Hal ini diharapkan disumbangkan oleh produksi panel surya dan manufaktur kendaraan listrik.
Meski demikian, ia menegaskan transisi energi harus dilakukan dengan penuh keadilan terhadap manfaat biaya dan memastikan tidak ada yang tertinggal sehingga peluang positif itu bisa tercapai.
Di sisi lain, ia tidak memungkiri masih terdapat tantangan seperti aspek pembiayaan, kurangnya standar desain yang memadai, kesadaran yang terbatas serta keterbatasan ruang yang membayangi penerapan energi terbarukan.
Sejauh ini, Indonesia sudah mengupayakan berbagai langkah menuju transisi energi terbarukan termasuk melalui Presidensi G20 tahun ini.
Dalam forum G20 tersebut, Indonesia memperkenalkan skenario negara untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) yaitu National Grand Energy Strategy (GSEN) yang mencakup rencana transisi dari energi fosil ke EBT.
Dalam gelaran COP26 akhir tahun lalu, Indonesia turut membuat komitmen dengan menetapkan target NZE pada 2060 atau lebih awal dan GSEN menjanjikan komitmen dengan target 100 persen porsi EBT dalam bauran energi pada 2060.
Pembangkit listrik tenaga surya diharapkan akan menghasilkan 361 giga watt (GW), pembangkit listrik tenaga air sebesar 83 GW dan pembangkit listrik tenaga angin sebesar 39 GW.
Kemudian pembangkit listrik tenaga nuklir sebesar 35 GW, pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 37 GW, PLTP sebesar 18 GW dan pembangkit listrik tenaga arus laut sebesar 13,4 GW.
Menurut Airlangga, permintaan dan potensi energi terbarukan di Indonesia semakin meningkat sebab kebutuhan energi dalam negeri juga semakin besar.
Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki penambahan energi terbarukan yang konsisten dalam bauran energi secara keseluruhan.
“Hal ini tentunya merupakan perkembangan positif dalam pergeseran penggunaan energi di Indonesia menjadi energi hijau,” tegas Airlangga.
Baca juga: Menilik masa depan gas alam di balik program transisi energi
Baca juga: Forum B20 dorong kolaborasi publik dan swasta jalankan transisi energi
Baca juga: Transisi energi bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022