• Beranda
  • Berita
  • Studi ungkap satu dari lima orang dewasa di AS alami gejala "Long COVID"

Studi ungkap satu dari lima orang dewasa di AS alami gejala "Long COVID"

25 Mei 2022 20:56 WIB
Studi ungkap satu dari lima orang dewasa di AS alami gejala "Long COVID"
Proses tes usap untuk mendeteksi COVID-19 di Amerika Serikat. (Xinhua)

Penyintas COVID-19 berisiko dua kali lebih besar mengalami emboli paru atau penyakit pernapasan

Sekitar satu dari lima orang dewasa berusia 18 tahun ke atas di Amerika Serikat (AS) mengalami kondisi kesehatan yang kemungkinan berkaitan dengan penyakit COVID-19 yang sebelumnya mereka derita, menurut studi baru di negara tersebut.

Saat semakin banyak orang terpapar dan terjangkit SARS-CoV-2, laporan terkait pasien yang mengalami gejala tetap atau disfungsi organ pasca-COVID-19 akut dan mengalami kondisi pasca-COVID tercatat meningkat, sebut studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease Control and Prevention/CDC) AS yang dipublikasikan pada Selasa (24/5) itu.

Gejala-gejala ini umumnya disebut sebagai "Long COVID", berdampak terhadap sejumlah sistem dan meliputi kardiovaskular, paru-paru, hematologi, ginjal, endokrin, pencernaan, muskuloskeletal, saraf, serta tanda dan gejala psikiatri, menurut CDC.

Penyintas COVID-19 berisiko dua kali lebih besar mengalami emboli paru atau penyakit pernapasan, menurut studi tersebut.

Satu dari lima penyintas COVID-19 berusia 18 sampai 64 tahun dan satu dari empat penyintas berusia di atas 65 tahun mengalami sedikitnya satu kondisi insiden yang kemungkinan berkaitan dengan COVID-19 yang diderita sebelumnya, menurut studi itu.

Penerapan strategi pencegahan COVID-19, serta penilaian rutin terhadap kondisi pasca-COVID di kalangan penyintas COVID-19, sangat penting untuk menurunkan tingkat insiden dan dampak kondisi pasca-COVID, terutama di kalangan orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun, sebut CDC.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022