Chair G20 Education Working Group Iwan Syahril menekankan pentingnya pendidikan berkualitas untuk semua sebagai upaya mencapai kesetaraan gender di bidang pendidikan.Indonesia luar biasa kompleksnya, bukan saja dari segi geografis, melainkan juga dari segi tata kelola pemerintahan.
"Universal quality education ini kita angkat dari G20 Presidensi Indonesia karena kita tahu dalam masa pandemi dan post pandemi, banyak sekali ancaman-ancaman learning lost dan adanya kelompok-kelompok yang rentan, termasuk perempuan," kata Iwan dalam webinar G20 Empower Road to G20 2022 bertajuk "Mengurangi Ketimpangan Gender dalam Dunia Kerja dan Dunia Usaha", yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Isu ini turut dikemukakannya dalam G20 Education Working Group 2022. Adapun isu kedua adalah teknologi digital dalam pendidikan. Berikutnya, solidaritas dan kemitraan yang menekankan gotong royong.
"Untuk mempercepat pemerataan terhadap akses, kualitas, dan juga solidaritas dan kemitraan," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek ini.
Isu berikutnya adalah masa depan dunia kerja pascapandemi COVID-19 sehingga dibutuhkan sistem pendidikan yang lebih adaptif, terbuka dan lebih bermakna serta relevan dengan dunia kerja.
"SDM-SDM kita pada masa yang akan datang butuh untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat karena dunia akan semakin disruptif," tuturnya.
Pihaknya pun mengusulkan tentang Merdeka Belajar yang bertujuan agar semua anak mendapat pendidikan yang berkualitas.
Iwan menyebutkan ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam merealisasikan empat prioritas pendidikan tersebut.
"Indonesia luar biasa kompleksnya, bukan saja dari segi geografis, melainkan juga dari segi tata kelola pemerintahan. Ada 514 kabupaten kota dan 34 provinsi serta budaya yang bermacam-macam," katanya.
Baca juga: UNESCO dorong pelibatan prinsip gotong royong dalam laporan EdWG
Baca juga: Sebanyak 8.105 guru ikuti Program Guru Penggerak angkatan kelima
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022