• Beranda
  • Berita
  • BNPB: Indonesia taruh perhatian pada Kerangka Kerja Sendai

BNPB: Indonesia taruh perhatian pada Kerangka Kerja Sendai

26 Mei 2022 11:56 WIB
BNPB: Indonesia taruh perhatian pada Kerangka Kerja Sendai
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di BNDCC Badung, Bali, Kamis (26/5/2022). ANTARA/Devi Nindy.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan Indonesia sangat menaruh perhatian pada Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (SFDRR).

Hal tersebut diimplementasikan pada upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana sejak 2015, dengan menerapkan kebijakan yang bekerjasama dengan Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri terkait perencanaannya.

"Komitmen dari beberapa kementerian, lembaga termasuk entitas yang masuk dalam pengurangan risiko bencana sangat mendukung sekali. Komitmen yang diturunkan setingkat global ini akhirnya menjadi keputusan Presiden yang ditetapkan dalam Perpres (Peraturan Presiden) 87 tahun 2020, Rencana Induk Penanggulangan Bencana sampai 25 tahun," kata Raditya di BNDCC Badung, Bali, Kamis.

Baca juga: Akademisi: GPDRR momentum perkuat program mitigasi bencana

Menurut Raditya, belum tentu negara lain memiliki hal semacam itu. Sehingga hal tersebut menjadi upaya komitmen pemerintah Indonesia mewadahi dari SFDRR diturunkan menjadi implementasi, guna mencapai 7 targetnya sebelum 2030.

Sehingga upaya yang pertama adalah memahami risiko, dengan memahami data kemudian menjadi informasi, kemudian dianalisis dan dapat diakses oleh masyarakat.

Kemudian yang kedua adalah tata kelolanya, termasuk dari perencanaan, pembiayaan yang akhirnya menjadi suatu program yang akan mengarusutamakan di level tataran nasional maupun daerah dapat terlaksana dengan baik.

Selanjutnya prioritas berikut adalah bagaimana investasi pengurangan resiko bencana, termasuk investasi untuk generasi ke depan yakni pendidikan, literasi bencana namun juga penguatan infrastruktur dalam menghadapi kawasan-kawasan yang memiliki risiko potensi gempa bumi.

Terakhir adalah bagaimana membangun kembali lebih baik, dengan adanya kesiapan dan kesiapsiagaan kalau itu terjadi bencana. Artinya setelah terjadi bencana, rumah tahan gempa dan seterusnya menjadi hal yang pokok untuk build back better, kata dia.

"Empat prioritas ini menjadi semangat bagaimana mengusung semangat resiliensi untuk bangsa Indonesia," ujar Raditya.

Baca juga: Teten: Forum GPDRR 2022 jadi momentum UMKM Bali kian dikenal dunia

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022