Moskvich merupakan mobil yang diproduksi AZLK Moskow yang terakhir kali dibuat pada 21 tahun lalu. Kendati demikian, rencana untuk membangkitkan Moskvich mendapat tanggapan beragam dari warga Moskow, ada yang mendukung namun ada juga yang skeptis dengan alasan "membangkitkan masa lalu" dan "bernuansa politis".
Baca juga: Rusia berencana hidupkan lagi mobil Moskvich usai Renault dibeli
"Kelahiran kembali Moskvich adalah keputusan populis," kata warga Moskow bernama Sergei, yang menolak memberikan nama keluarganya, dilansir Reuters, Kamis.
Ia menambahkan, "Tidak jelas apa yang akan kami dapatkan dari itu."
Di sisi lain, ada juga warga Moskow yang antusias dengan rencana untuk membangkitkan kembali merek Moskvich.
"Saya mendengar Moskvich akan dihidupkan kembali ... dan saya sangat senang tentang itu," kata Alexander Bondarenko, mengenakan kaus Moskvich.
"Jika mereka memperkenalkan versi modern dari Moskvich 2140, saya akan segera membelinya," tutur dia.
Penggemar mobil lainnya mengatakan Moskvich adalah merek yang dicintai, tapi itu adalah masa lalu.
Baca juga: Jepang setujui larangan ekspor mobil mewah ke Rusia
"Moskvich tidak boleh disentuh, itu sudah mati, dibunuh" kata Stanislav Tsibulsky, mengacu pada penutupan pabrik mobil itu di mana para pekerja pabrik tidak menerima gaji.
"Pabrik itu dirobohkan, tidak ada museum, dan sekarang kami berencana memulihkan Moskvich," katanya.
Pada masa kejayaannya, Moskvich yang dibangun pada 1946 telah dirilis dalam berbagai model. Model baru Moskvich diluncurkan setiap satu dekade sekali.
Pemilik Moskvich, Sergei Ushakov, berharap Moskvich lahir kembali dalam versi modern agar bisa bersaing dengan pabrikan Eropa.
"Ini adalah benda langka yang saya simpan dalam kondisi siap jalan," katanya. "Tapi tidak perlu memproduksi mobil yang sama."
Baca juga: Pabrik Suzuki Hungaria tangguhkan ekspor mobil ke Rusia dan Ukraina
Baca juga: Pabrikan mobil top Rusia turut terkena imbas konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: GAC perluas jaringan di Moskow saat otomotif global tinggalkan Rusia
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022