Direktur Tata Ruang, Pertanahan dan Penanggulangan Bencana Bappenas Sumedi Andono Mulyo saat ditemui di BNDCC Badung, Bali, Kamis mengatakan kerja sama tersebut, terutama di bidang perencanaan terkait dengan data, peta, informasi dan pengetahuan mengenai kebencanaan.
Selain itu juga manajemen pengetahuan kebencanaan didukung dengan digitalisasi informasi atau transformasi digital.
Kedua, adalah pengarusutamaan dan fasilitasi di tingkat desa. Kementerian Desa merintisnya melalui tujuan pembangunan berkelanjutan desa, yang di dalamnya ada upaya untuk pengurangan risiko bencana.
"Pengalaman inilah yang kami sampaikan dalam dialog-dialog di tingkat diskusi tematik maupun di dalam dialog tingkat tinggi," ujar Sumedi
Ketiga, mengenai upaya kerja sama dan fasilitasi untuk peningkatan kapasitas pemerintah daerah, sehingga di dalam perencanaan penganggaran di tingkat daerah betul-betul berbasis pengurangan risiko bencana.
Keempat, yakni kerja sama antarperguruan tinggi dan lembaga riset, terutama dalam peningkatan pengembangan teknologi dan pelaksanaan riset kebencanaan.
Kelima, fasilitasi dan pemberdayaan kelompok rentan, seperti anak-anak perempuan dan kelompok difabel, dan juga dukungan dari peran pemuda dalam penanggulangan bencana.
Keenam, mobilisasi sumber-sumber pendanaan terintegrasi dalam penanganan bencana, agar jika terjadi pergeseran, tidak hanya kepada pembelanjaan, tetapi juga kepada investasi.
Ketujuh, adalah fasilitasi dan perluasan peran pelaku usaha dalam penanggulangan bencana. Menurutnya, tidak hanya pada saat terjadi bencana maupun pascabencana, tetapi justru peran pelaku usaha menjadi sangat penting pada saat prabencana di dalam perencanaan.
"Selanjutnya delegasi indonesia memiliki harapan agar hasil GPDRR itu menjadi masukan bagi UNDRR, terutama di dalam memperkuat dan memperluas kerja sama internasional yang lebih berkualitas, sekaligus juga menjadi masukan bagi Konferensi Tingkat Tinggi di G20 nanti yang di Bali, bahwa menekankan kepada pentingnya penguatan kerja sama internasional yang lebih adil dan nyata dalam penanganan pandemi, pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. Kemudian penyediaan dukungan bagi pengembangan usaha kecil dan menengah, terutama di negara-negara berkembang yang rentan terhadap bencana dan pandemi, serta perluasan akses terhadap informasi teknologi dan sumber-sumber pendanaan bagi negara-negara berkembang," ujar Sumedi.
Dia mengatakan tim delegasi Indonesia menekankan bahwa untuk mencapai resiliensi berkelanjutan diperlukan kolaborasi melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan pusat, perguruan tinggi dan juga dari segi organisasi masyarakat, dan tidak kalah penting adalah media.
"Dengan kolaborasi itu akan lebih strong di dalam mencapai resiliensi berkelanjutan," katanya.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022