Saya lihat ini perusahaan yang berpotensi untuk merealisasikan objektif dari pemerintah dalam menurunkan emisi karbon
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menjajaki peluang kerja sama untuk mengimplementasikan energi solar dengan perusahaan Belanda yang menyediakan teknologi pembangkit listrik berbiaya rendah, HyET Group.
Ketua Komite Bilateral KADIN untuk Belanda Irwan Habsjah usai melakukan kunjungan bisnis di Arnhem, Belanda, Jumat mengatakan kepada Antara bahwa alasan pihaknya memilih perusahaan tersebut karena HyET Solar Netherlands BV telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pertamina Power Indonesia terkait pengembangan infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.
Baca juga: KADIN ajak perusahaan renewable energy Belanda ikut B20 Summit
"Kami berharap Pertamina Power Indonesia bisa menjadi partner dari mereka untuk investasi, sehingga produknya bisa dikembangkan untuk realisasi dari energi tersebut," ujar Irwan.
Kadin sebagai mitra pemerintah, lanjutnya, bertugas menjembatani pemerintah dengan pihak swasta untuk bernegosiasi dan mempercepat implementasi investasi.
"Kita menjembatani supaya Pertamina Power Indonesia jangan ragu dan seandainya ada masalah kita siap untuk menghadap pemerintah agar bisa mempercepat keputusan dari direksi," ujarnya.
Baca juga: Bertemu Kadin, perusahaan Swiss di Danau Toba ingin perluas usaha
Irwan menyampaikan jika nantinya Pertamina Power Indonesia tidak jadi menggandeng HyET, KADIN siap membantu mencarikan mitra swasta di Indonesia yang tertarik dalam pengembangan energi baru terbarukan.
"Tadi kita bahas pembiayaan apakah efisien dan siapa yang bisa membiayai. Tapi kalau sudah mendapat pembiayaan dalam waktu 3 bulan sudah bisa diinstall," ungkap dia.
Baca juga: Promosikan forum B20, KADIN Indonesia lakukan tur Eropa
Ia mengungkapkan bahwa pembiayaan yang dibutuhkan untuk infrastruktur energi solar sesuai kesepakatan dengan Pertamina Power Indonesia termasuk murah yakni sekitar 250 juta dolar AS.
Lebih lanjut Irwan mengatakan alasan lain KADIN sebagai inisiator dari B20 menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi baru terbarukan karena sejalan dengan satu dari tiga agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia yakni transisi energi.
"Saya lihat ini perusahaan yang berpotensi untuk merealisasikan objektif dari pemerintah dalam menurunkan emisi karbon," tuturnya.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022