"Kalau kita katakan kondisinya saat ini terkontrol, sudah terkontrol, tapi jangan lengah," kata dr. Asti dalam acara talkshow bertajuk "Masa Depan Ketahanan Kesehatan: Tantangan Penyakit Pasca Pandemi COVID-19", yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Pihaknya menjelaskan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia sudah sangat menurun dan cenderung terkontrol.
"Dari angka tertinggi sekitar Maret, itu kita sudah turun sekitar lebih dari 50 persen dan sudah kita pertahankan terus sampai dengan minimum tiga sampai empat pekan," katanya.
Baca juga: Kuasa Hukum YKMI layangkan surat keberatan atas SK Menkes
Baca juga: KADIN: COVID-19 ubah paradigma pendidikan dan pekerjaan
Dia juga mengatakan tantangan yang dihadapi saat masa mudik Lebaran sudah berhasil dilewati tanpa ada tambahan kasus yang berarti.
"Cenderung stabil malah, ya, sekitar 300, 200 kasus tapi tetap masih ada kasus," kata Tim Pemberdayaan Masyarakat Bidang Dukungan Darurat Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 ini.
Oleh karena itu, Asti meminta masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan karena virus COVID-19 masih ada.
Pihaknya mengatakan COVID-19 yang memasuki fase endemi bukan berarti tidak ada lagi kasus baru COVID-19 namun masyarakat akan hidup bersama virus ini.
"Jadi dikatakan kita endemi berarti kita memang harus hidup bersama COVID karena lingkungan kita memang belum bebas virus 100 persen," katanya.
Dia mengatakan upaya untuk memusnahkan virus COVID-19 masih membutuhkan waktu yang lama karena merupakan virus jenis baru.
Oleh karena itu upaya yang bisa dilakukan adalah mengeliminasi penyebaran COVID-19 dengan memutus rantai penularan dan memperluas cakupan vaksinasi.
"Untuk COVID-19, karena virus ini masih baru tentunya target kita yang awal adalah eliminasi dulu dengan memutus rantai penularan dan juga meningkatkan cakupan vaksinasi sambil kita kontrol penyakit seperti sekarang," kata Asti.*
Baca juga: Warga yang sudah dapat vaksinasi penguat bertambah jadi 45 juta
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 224 orang
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022