Ajang tahunan World Economic Forum (WEF) kembali digelar di Davos, Swiss setelah 2 tahun vakum akibat pandemi COVID-19.
Forum yang mempertemukan para pemimpin atau bisnis dunia, pemimpin politik dunia hingga cendekiawan tersebut menjadi tempat untuk mendiskusikan masalah penting yang dihadapi dunia termasuk isu lingkungan dan kesehatan.
Momentum penting tersebut juga dimanfaatkan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yang dipimpin Ketua Umum Arsjad Rasjid dan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia Shinta Kamdani untuk melakukan tur ke sejumlah negara di Eropa untuk mempromosikan Business20 (B20) Indonesia, forum dialog resmi komunitas bisnis global G20 dalam rangka Presidensi G20 Indonesia.
Arsjad menekankan misi penting yang dibawa delegasi Indonesia dalam lawatannya ke Eropa adalah untuk mempromosikan B20 Indonesia dan mengundang investor dari Eropa dalam KTT B20 bulan November 2022 di Bali.
“Dalam pertemuan tahunan WEF 2022 ini kami menggunakan momentum untuk mempromosikan Presidensi G20 dan B20 Indonesia juga menjabarkan 3 bidang prioritas Pemerintah Indonesia untuk G20 tahun 2022: Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi Energi serta mengajak para pemimpin dunia dan bisnis yang hadir untuk menjalin koneksi, berkolaborasi untuk mendorong pemulihan ekonomi global,” kata Arsjad.
Delegasi KADIN Indonesia memulai promosi di acara WEF di Davos, Swiss, pada Senin (23/5) dengan menjadi tuan rumah “B20 Indonesia Business and Investment Forum” di Paviliun Indonesia yang mengundang para CEO global terlibat dan hadir dalam KTT B20 Bali.
Dalam forum WEF tersebut, Arsjad menyampaikan harapannya agar konflik Ukraina dan Rusia tidak menyurutkan minat pebisnis global hadir pada gelaran B20. B20 menjadi penting karena akan membahas solusi dari pandemi COVID-19 yang belum berakhir termasuk pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Selain itu, B20 juga akan membahas berbagai permasalahan yang dihadapi dunia seperti energy cost dan inflasi yang tinggi.
“Jangan karena konflik Ukraina Rusia dan segala macam sehingga akhirnya tidak datang karena ini penting sekali,” kata Arsjad kepada media usai B20 Indonesia Business & Investment Forum di Davos, Swiss.
Baca juga: KADIN ajak perusahaan renewable energy Belanda ikut B20 Summit
Baca juga: Bertemu Kadin, perusahaan Swiss di Danau Toba ingin perluas usaha
Ketua Penyelenggara B20 Indonesia Shinta Kamdani menyampaikan, sudah lebih dari 40 negara partisipan bisnis yang mengonfirmasi kehadiran di B20 Summit dengan lebih dari 2000 orang yang bergabung pada komunitas B20. Di antaranya ada nama pebisnis top level seperti pendiri SapceX Elon Musk hingga pendiri Microsoft Bill Gates
“Kita sangat gembira karena Elon Musk sudah bersedia untuk hadir juga di B20,” kata Shinta.
Misi B20 yang dibawa KADIN Indonesia dilanjutkan dengan diskusi panel dibuka oleh CEO Bakrie & Brothers Tbk, Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, dan anggota B20 International Advocacy Caucus Anindya Novyan Bakrie.
Terdapat 3 agenda prioritas pada Fireside Chat forum itu. Pertama adalah transisi energi hijau dan peluang investasinya dengan mengundang pembicara Paddy Padmanathan selaku CEO ACWA Power sekaligus Co-Chair dari B20 Energy, Sustainability and Climate Task Force.
Topik kedua yang diangkat adalah layanan kesehatan yang adil, dengan mengundang Managing Director Gavi Alliance Marie-Ange Saraka-Yao yang membagikan mengenai mitigasi isu-isu pelayanan kesehatan di negara G20 serta pentingnya kolaborasi peran pemerintah dan sektor swasta dalam hal ini.
Topik terakhir yakni Digitalisasi dan Inklusi dengan mengundang CEO Tokopedia William Tanuwijaya sebagai pembicara.
Secara garis besar, forum diskusi ini membicarakan mengenai hambatan, mitigasi transisi penggunaan energi hijau, memastikan transisi yang adil dan terjangkau dan potensi investasi di sektor ini. Melissa Stark dari Accenture turut berpartisipasi dengan menjelaskan proyek investasi transisi energi di Indonesia.
Baca juga: Promosikan forum B20, KADIN Indonesia lakukan tur Eropa
Kerja sama dagang dan investasi
Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain membawa misi B20 forum WEF, roadshow KADIN Indonesia juga meningkatkan lebih banyak kerja sama perdagangan dan investasi bilateral, menjajaki kemitraan ekonomi baru dengan bisnis Eropa dan mengidentifikasi mitra utama untuk Indonesian Trading House.
Delegasi KADIN Indonesia sudah menyiapkan beberapa agenda pertemuan di Davos, Swiss. Pertama, pertemuan dengan Economiesuisse, sebuah badan di bawah National Federation Swiss yang mewakili kepentingan perusahaan Swiss sevara nasional dan internasional.
Ketum Arsjad menyampaikan visinya untuk melakukan perdagangan yang lebih komprehensif termasuk menjadikannya perdagangan yang berkelanjutan, berkomitmen untuk net-zero emission dan juga memasukkan UMKM sebagai bagian dari perdagangan global
Arsjad Rasjid juga menuturkan bahwa Indonesia mempunyai program KADIN Net Zero Hub untuk mengurangi gas rumah kaca yang menjadi tempat untuk saling berbagi informasi, pengetahuan, hingga berbagi alat bagi sesama perusahaan swasta. Tak lupa ia menekankan agar Swiss juga mendukung partisipasi UMKM dalam ikatan perdagangan dan investasi.
"Kami mempunyai working group dan sangat terbuka untuk partisipan. Selain itu, human capital development juga menjadi kunci penting jika berbicara tentang sustainable development-nya,” katanya.
Ketua Komite Bilateral Swiss KADIN Francis Wanandi menyampaikan Indonesia dan Swiss mempunyai project sustainable council dan Swiss menyuarlan ketertarikan bergabung menjadi investor bidang sustainable energy dan infrastruktur.
Para delegasi juga merencanakan proyek dengan membuat cetak biru mengenai hal-hal yang bisa dibantu oleh perusahaan Swiss, baik dari sisi teknologi, investasi hingga tenaga kerja.
"Kita bikin kelompok, ada yang asosiasi, ada yang perusahaan untuk berkolaborasi. Nanti, kita juga ajak mitra-mitra Indonesia yang mau masuk ke bidang sustainability dan kita buat business matching di situ," ujar Francis.
Perwakilan Economissuise menuturkan bahwa industri tekstil akan menjadi pertumbuhan yang paling potensial di negaranya. Namun, meskipun produksinya besar-besaran, Swiss mempunyai masalah dengan pasar.
Mereka mengakui bahwa ketersediaan pasar lokal sangat terbatas dan ingin mempromosikan ekspor yang lebih besar ke negara lain termasuk Asia Tenggara dan Asia Pasfik.
Sementara itu, Ketua B20 Indonesia Shinta Kamdani juga mempromosikan soal pembangunan berkelanjutan, ekonomi sirkular dan transisi energi.
KADIN bersama B20 tidak hanya sekedar berkampanye namun juga mengeluarkan beberapa proyek dan hasil yang nyata.
Tak hanya dengan Economiesuisse, KADIN juga bertemu dengan Presiden Swiss-Asean Chamber of Commerce Urs Lusternberger yang menyampaikan bahwa sebuah perusahaan ikan berkeinginan untuk memperluas usaha ikan talapia yang yang berlokasi di Danau Toba, Sumatera Utara.
"Mereka mau investasi karena kesuksesan ikan yang berhasil mereka ekspor ke berbagai negara dan mereka melihat kesempatan untuk ekspansi fasilitas mereka dan menanyakan potensinya seperti apa," kata Francis.
Mereka berencana memadukan industri ikan dengan turis seiring dengan rencana pemerintah yang akan menjadikan Danau Toba sebagai kawasan eco tourism.
Pertemuan juga membahas kerja sama vokasi agar pekerja Indonesia bisa dikirim ke Swiss dengan rentang waktu 2 tahun untuk menjadi profesional.
KADIN juga meminta Swiss-Asean Chamber of Commerce untuk mencarikan perusahaan lain yang ingin berinvestasi di Indonesia baik dari segi perikanan, udang, maupun lobster.
Selain itu, Ketum KADIN Arsjad juga menyempatkan untuk bertemu dengan Ketua Roche Holding, salah satu perusahaan bioteknologi terbesar di dunia untuk membahas pemerataan akses kesehatan terutama melalui program pengurangan penyebaran tuberkolosis (TBC) yang menurut Global Tubercolosis Report 2021 WHO, Indonesia ada di posisi ketifa sebagai negara dengan pasien TBC terbanyak di dunia dengan total 824 ribu jiwa.
“Kami menjajaki peluang kerja sama bisnis Roche di Indonesia untuk turut serta dalam mewujudkan target eliminasi TBC di tahun 2030 yang dicanangkan pemerintah,” tutur Arsjad.
Baca juga: Kadin harap konflik Ukraina-Rusia tak surutkan minat B20
Perkuat investasi
Untuk pertama kalinya dalam sejarah KADIN menjalankan kerja sama bilateral dengan dua badan di bawah naungan federal Swiss yakni Economiesuisse dan Innosuisse dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU.
“Intinya bagaimana Indonesia dana Swiss bisa membangun kerja sama lebih ketat lagi, khususnya kepada project yang bisa dilakukan,” ujar Arsjad.
KADIN bersama Economiesuisse menyepakati sejumlah hal yang di antaranya membangun human capital melalui vokasi dan business matching antara UMKM di Indonesia dan Swiss.
MoU tersebut diyakini akan saling menguntungkan ekonomi kedua negara dengan memanfaatkan jaringan sektor swasta dan publik masing-masing. Selain juga bertindak sebagai wadah untuk memfasilitasi business matching dan dialog dengan mitra potensial.
Sedangkan kerja sama dengan Innosuisse, innovation agency untuk kalangan bisnis, memegang peranan penting untuk mempercepat pertumbuhan UMKM dan meningkatkan inklusi digital melalui program inovasi berbasis sains, transfer pengetahuan dan pendanaan proyek.
Dengan demikian, melalui MoU ini diharapkan dapat mencapai lebih banyak hal dan bisa terus memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022