• Beranda
  • Berita
  • Freeport serap 1.800 tenaga kerja pada pembangunan smelter di Gresik

Freeport serap 1.800 tenaga kerja pada pembangunan smelter di Gresik

31 Mei 2022 20:48 WIB
Freeport serap 1.800 tenaga kerja pada pembangunan smelter di Gresik
Diskusi wartawan Gresik dengan PT Freeport Indonesia, di Kabupaten Gresik, Jatim, Selasa (31/5) (ANTARA/Malik Ibrahim)
PT Freeport Indonesia telah menyerap sebanyak 1.800 tenaga kerja konstruksi pada pembangunan smelter di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Kabupaten Gresik, Jatim, dengan rincian 98 persen pekerja Indonesia dan sisanya pekerja asing.

"Untuk rincian pekerja, sekitar 8 persen adalah pekerja dari warga sekitar proyek atau ring 1. Kemudian ring 2 mencapai 14 persen dan ring 3 ada sekitar 28 persen, sementara di ring 4 adalah 50 persen," kata Project Manajer Smelter Freeport, Erika Silva, dalam acara diskusi dengan wartawan di Gresik, Selasa.

Ia juga mengatakan progres pembangunan smelter saat ini telah mencapai 30 persen, dengan sebanyak 7.500 tiang pancang telah terpasang, serta tangki air, tangki asam sulfat dan beberapa item lainnya.

Oleh karena itu, lanjut Erika, pihaknya akan terus mengebut megaproyek pabrik pengolahan yang dibangun di kawasan JIIPE itu, agar pada akhir 2022 ini kemajuan bisa mencapai 50 persen.

Baca juga: Pabrik smelter Freeport di Gresik ditargetkan 50 persen akhir 2022

Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan investasi untuk membangun smelter berkapasitas 1,7 juta ton ini mencapai 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp43 triliun, dan sampai akhir tahun akan membutuhkan sekitar 1,6 miliar dolar AS untuk mencapai progres 50 persen.

Dengan adanya smelter, kata Riza, nantinya 100 persen konsentrat hasil tambang dari PTFI akan diolah di Indonesia. Rinciannya 1,7 juta ton di Smelter JIIPE dan 0,3 juta ton di PT Smelting. "Serta precious metal refinery (PMR) mencapai 6.000 ton per hari," katanya.

Ia menambahkan fasilitas pemurnian ini akan memproses produk 550 ribu katoda tembaga, 35 ton emas dan perak murni batangan, platinum group metals (PGM) dan produk samping asam sulfat, terak, gipsum dan timbal.

"Untuk limbah produksi akan terserap industri sekitar seperti asam sulfat yang diperkirakan mencapai 1,8 juta ton per tahun yang akan dipakai oleh PT Petrokimia Gresik untuk bahan baku produksi pupuk, juga terak tembaga sebesar 1,3 juta ton yang akan digunakan PT Semen Indonesia," katanya.

Baca juga: PLN suplai listrik 170 MVA ke fasilitas pengolahan mineral Freeport

Baca juga: Freeport tingkatkan pelacakan kontak sikapi lonjakan COVID-19

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022