Rusia telah menetapkan kuota untuk ekspor pupuk pada Juli hingga Desember, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/5/2022) bahwa pihaknya bertujuan untuk mengamankan jumlah nutrisi tanaman yang cukup bagi petani domestik.Keputusan itu bertujuan untuk mencegah kelangkaan pupuk dalam negeri dan mencegah kenaikan harga pangan
Pembatasan memperpanjang langkah-langkah yang diperkenalkan selama enam bulan terakhir dan datang meskipun ekspor pupuk dari Rusia terkena sanksi Barat yang dikenakan pada Moskow sejak mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
"Kuota untuk pupuk nitrogen akan ditetapkan sebesar 8,3 juta ton dan untuk pupuk yang mengandung nitrogen kompleks sebesar 5,9 juta ton pada periode tersebut, kata pemerintah, dikutip dari Reuters.
"Keputusan itu bertujuan untuk mencegah kelangkaan pupuk dalam negeri dan mencegah kenaikan harga pangan," katanya, seraya menambahkan bahwa kementerian perdagangan dan pertanian akan mendistribusikan kuota antara eksportir yang berbeda.
Rusia adalah produsen utama pupuk yang mengandung kalium, fosfat, dan nitrogen. Rusia menghasilkan lebih dari 50 juta ton per tahun dari mereka, atau 13 persen dari total global.
Pada November, Moskow memutuskan untuk membatasi ekspor pupuk untuk 1 Desember hingga 31 Mei guna membantu mengekang kenaikan harga pangan lebih lanjut di tengah harga gas alam yang lebih tinggi.
Empat bulan kemudian dikatakan bahwa pihaknya berencana untuk melanjutkan penetapan kuota selama penaburan biji-bijian musim dingin berikutnya dan penaburan biji-bijian musim semi berikutnya.
Rusia masih menjual pupuk kompleks ke Amerika Latin dan Asia meskipun sanksi Barat menyebabkan kesulitan dalam mentransfer pembayaran melalui bank-bank Barat dan dalam mengamankan kapal-kapal besar, kata pakar industri.
Baca juga: Rusia hentikan kontrak pasokan gas ke Belanda, Denmark, dan Jerman
Baca juga: Minyak turun, OPEC jajaki tangguhkan Rusia dari kesepakatan produksi
Baca juga: Usai rebut Mariupol, Rusia kirim logam dari Ukraina dengan kapal
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022