Kedatangan Presiden Jokowi dan Iriana di Kampus Bambu Turotegi disambut langsung oleh Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari Monica Tanuhandaru.
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, di Kampus tersebut, Presiden menyimak rumah bambu lestasi, beragam produk bambu, termasuk sepeda bambu yang disebut Spedagi, serta berbincang-bincang dengan sejumlah Mama Pelopor Bambu.
"Berapa bibit bisa dihasilkan dalam sebulan?" tanya Presiden.
"Bisa sampai 8.000 bibit, Pak Presiden," jawab seorang mama pelopor bambu.
Baca juga: Presiden Jokowi dianugerahi gelar adat "Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa"
Mama-mama pelopor bambu adalah kalangan perempuan dari sejumlah desa di Ngada dan Flores, yang belajar mengenai pembibitan bambu dari tunas selama tujuh hari di Kampus Bambu Turetogo.
Salah seorang mama pelopor bambu menjelaskan mereka mendapatkan insentif sebesar Rp2.500 per anak bambu yang dihasilkan.
"Hasilnya lumayan; dan digunakan untuk anak sekolah, kesehatan, dan pengeluaran untuk keluarga," katanya.
Usai meninjau Kampus Bambu Turetogo, Presiden Jokowi beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju helipad untuk kembali ke Kabupaten Ende dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI Angkatan Udara.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan tersebut adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Ketua Penggerak PKK Provinsi NTT Julie Laiskodat, dan Bupati Ngada Andreas Paru.
Baca juga: Warga Ngada NTT pertama kali sambut kunjungan presiden di daerahnya
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022