• Beranda
  • Berita
  • Harga emas jatuh 21,2 dolar, tertekan dolar dan yield obligasi AS

Harga emas jatuh 21,2 dolar, tertekan dolar dan yield obligasi AS

4 Juni 2022 05:45 WIB
Harga emas jatuh 21,2 dolar, tertekan dolar dan yield obligasi AS
Ilustrasi - Tumpukan emas batangan pada uang kertas dolar AS. ANTARA/Shutterstock/aa.
Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghapus sebagian besar keuntungan dua hari beruntun sebelumnya, karena penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS mengurangi daya tarik logam mulia kuning.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Divisi Comex New York Exchange, merosot 21,2 dolar AS atau 1,13 persen, menjadi ditutup pada 1.850,20 dolar AS per ounce. Ini adalah penurunan harian emas terbesar dalam waktu sekitar tiga minggu.

Harga emas berjangka melonjak 22,7 dolar AS atau 1,23 persen menjadi 1,871,40 dolar AS pada Kamis (2/6/2022), setelah naik 0,3 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.848,70 dolar AS pada Rabu (1/6/2022), dan jatuh 8,9 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.848,40 dolar AS pada Selasa (31/5/2022).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,31 persen menjadi 102,1390.

Sementara itu imbal hasil obligasi Pemerintah AS mencapai tertinggi dua minggu setelah data menunjukkan ekonomi Amerika menghasilkan jumlah pekerjaan yang lebih besar dari perkiraan pada Mei, menandakan Federal Reserve (Fed) kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga dalam upayanya untuk mengekang inflasi.

Baca juga: Dolar sedikit melemah di Asia, menjelang laporan data pekerjaan AS

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (3/6/2022) bahwa data penggajian non-pertanian (nonfarm payrolls) AS meningkat 390.000 pada Mei, lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 328.000. Tingkat pengangguran tidak berubah pada 3,6 persen.

Kenaikan yang lebih kuat dari perkiraan dalam angka penggajian non-pertanian AS telah memperkuat ekspektasi pasar untuk suku bunga yang lebih tinggi dari Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang, sehingga mendorong dolar lebih tinggi.

Berbicara pada acara virtual yang diselenggarakan oleh Philadelphia Council for Business Economics pada Kamis (2/6/2022), Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta Mester mengatakan dia tidak mendukung jeda kenaikan suku bunga pada September, dan memperingatkan bahwa laju kenaikan suku bunga dapat lebih cepat atau melambat mulai September, berdasarkan apa yang terjadi dengan inflasi.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 36,7 sen atau 1,65 persen, menjadi ditutup pada 21,908 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 12 dolar AS atau 1,17 persen, menjadi ditutup pada 1,016,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham global naik dan dolar stabil, jelang laporan pekerjaan AS
​​​​​​​
Baca juga: Rupiah akhir pekan menguat 47 poin, seiring sentimen positif pasar

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022