PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) menjalin kerja sama di bidang penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, serta pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia sebagai upaya mengembangkan transportasi kereta api di Sulawesi Selatan.Banyak hal yang harus kita persiapkan bersama guna mewujudkan impian masyarakat Sulawesi Selatan untuk menikmati fasilitas kereta api sebagai alternatif moda transportasi yang aman dan nyaman,
Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, MSc) dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo.
Rektor Unhas Prof JJ dalam keterangannya di Makassar, Sabtu, mengatakan sinergi ini adalah kesempatan dan awal yang baik bagi Unhas sehingga siap berkontribusi dan berkolaborasi seoptimal mungkin.
"Banyak hal yang harus kita persiapkan bersama guna mewujudkan impian masyarakat Sulawesi Selatan untuk menikmati fasilitas kereta api sebagai alternatif moda transportasi yang aman dan nyaman," kata Prof JJ.
Baca juga: KAI bekerja sama dengan UNS untuk amankan aset perusahaan
Ia menjelaskan, kehadiran pembangunan jalur kereta api trans Sulawesi telah menjadi bagian dari topik dan isu penting terhadap perubahan sosial dan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan wilayah setempat, utamanya bagi pengembangan pembangunan infrastruktur Provinsi Sulawesi Selatan.
"Kehadiran kereta api sebagai alternatif transportasi bagi masyarakat Sulawesi Selatan tentu akan menjadi kebutuhan berbagai aktivitas sosial dan industri, yang kita yakini akan mendorong perekonomian. Dengan demikian Unhas merasa perlu untuk memperkuat bidang ini melalui program studi pendukung yang spesifik terkait perkeretaapian," kata Prof JJ.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo menyampaikan secara singkat sejarah perkeretaapian di Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan, pada tahun 1922 Hindia Belanda melakukan pembangunan jalur kereta api dari Kabupaten Takalar menuju Makassar sepanjang 47 Kilometer yang menghubungkan Stasiun Pasar Butung dengan Stasiun Takalar.
"Apabila kita menilik sejarah perkeretaapian di Sulawesi Selatan ini, maka Insya Allah setelah kurang lebih 100 tahun tidak beroperasi, kereta api kembali akan beroperasi di daerah ini sesuai dengan apa yang dicanangkan oleh Bapak Menhub, dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada awal November 2022 mendatang," katanya.
Baca juga: KAI terapkan pembayaran non-tunai pada layanan LRT Jabodebek
Didiek menuturkan bahwa kerja sama dengan Unhas merupakan kajian/studi dan seluruh evaluasi yang diperlukan untuk memastikan kereta api dapat secara berkelanjutan beroperasi baik dari segi penumpang maupun barang untuk membangun ekosistem baru dan membangun perubahan budaya masyarakat.
"Kami berharap studi atau kajian yang akan dilakukan ini dapat segera dilaksanakan dan tim bersama dapat fokus melaksanakan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam rangka persiapan pengoperasian kereta api di Sulawesi Selatan," jelasnya.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022