Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington, Selandia Baru, memastikan awak kapal asal Indonesia yang menjadi korban kebakaran di kapal nelayan Korea Selatan di Samudra Selatan tidak termasuk di antara tiga awak yang dinyatakan hilang.Dapat diinformasikan bahwa awak kapal asal Indonesia tidak termasuk dari tiga awak kapal yang dinyatakan hilang.
"Dapat diinformasikan bahwa awak kapal asal Indonesia tidak termasuk dari tiga awak kapal yang dinyatakan hilang," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Wellington, Gufron Hariyanto, melalui sambungan telepon dari Jakarta, Rabu.
Gufron mengatakan 7 dari 40 awak kapal Jeong Woo 2 merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Namun KBRI hingga kini, belum bisa mengetahui kondisi terbaru dari 7 WNI tersebut.
Tujuh WNI itu yakni Victor Sopacua, Hartoyo, Sutisno, Sitania Pesi, Fernando Alfonso, Yan Sopacua, dan Marianto.
"KBRI terus berkoordinasi dengan Pusat Koordinasi Penyelamatan Selandia Baru (RCCNZ) mengenai kondisi WNI kita," tambah dia.
Menurutnya, KBRI hanya bisa melakukan koordinasi dengan RCCNZ menggingat lokasi kapal yang berada di kawasan Laut Ross yang berjarak 3.704 kilometer di tenggara Selandia Baru.
"Komunikasi yang dilakukan hanya bisa melalui telepon satelit," tukas Gufron.
RCCNZ mengatakan Jeong Woo 2 dilaporkan mengalami kebakaran dan hanya menyisakan satu sekoci penyelamat. Namun dua kapal nelayan lain Korsel, Jeong Woo 3 dan Hong Jin 707, segera merapat ke kapal itu dan berhasil menyelamatkan awak kapal Jeong Woo 2.
Dari 40 awak kapal yang diketahui, sedikitnya tiga di antara mereka menderita luka bakar dan dievakuasi dengan menggunakan derek kapal, sementara tiga awak lain dinyatakan hilang.
Para awak kapal tersebut segera mendapat perawatan medis dan kedua kapal yang melakukan penyelamatan berencana untuk mengungsikan korban luka ke kapal SAR milik AS, Nathaniel B. Palmer, yang menuju lokasi penyelamatan dari arah utara. (I025)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012