• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: maskapai optimalkan utilisasi pesawat untuk menekan biaya

Pengamat: maskapai optimalkan utilisasi pesawat untuk menekan biaya

6 Juni 2022 19:24 WIB
Pengamat: maskapai optimalkan utilisasi pesawat untuk menekan biaya
Ilustrasi - Calon penumpang pesawat melakukan lapor diri mandiri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (20/4/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj. (ANTARA FOTO/FAUZAN)
Pengamat Penerbangan Arista Atmadjati menyarankan agar maskapai meningkatkan utilisasi pesawat untuk menekan biaya operasional penerbangan yang telah berdampak pada tingginya harga tiket pesawat.

"Tingkatkan utilisasi pesawat dari rata-rata 9,5 jam per hari menjadi optimal 12 jam per hari, sehingga bisa menekan beban biaya maskapai," kata Arista kepada Antara di Jakarta, Senin.

Arista mengatakan, tingginya harga tiket pesawat saat ini dipengaruhi salah satunya oleh naiknya avtur dunia, sehingga maskapai harus mencari jalan agar bisa tetap bertahan dari kondisi tersebut.

Baca juga: Sandi upayakan tambahan penerbangan ke RI agar harga tiket terjangkau

Pengamat dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) itu menyebut, harga minyak dunia pada tahun 2021 masih berada di kisaran 60 dolar AS per barel. Namun, harga minyak dunia saat ini menjadi sekitar 120 dolar AS per barel.

"Jadi naik dua kali lipat maka harga tiket jadi naik karena komponen avtur pegang porsi 40 persen dari total biaya maskapai," ujarnya.

Selain mengoptimalkan utilisasi pesawat, Arista juga menyarankan agar maskapai menjalin kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, salah satunya Kementerian Pariwisata untuk membuat paket penerbangan ke destinasi wisata dalam negeri.

"Buat paket pariwisata bundling dengan tiket hotel ke destinasi terjangkau dan promosi secara masif, sehingga dilirik pengguna transport domestik," katanya.

Baca juga: Kemenhub izinkan maskapai penerbangan lakukan penyesuaian harga tiket

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi fenomena revenge travel atau jumlah tempat duduk dan jumlah pelaku perjalanan yang tak sebanding.

Dampaknya, harga tiket penerbangan mengalami peningkatan karena lebih banyak jumlah pelaku perjalanan atau traveler dibandingkan jumlah tempat duduk.

"Ini adalah hukum ekonomi. Kami sekarang sedang menjajaki peluang dibukanya jalur-jalur baru dan rute-rute baru dan penambahan penumpang," kata Sandiaga Uno.

Baca juga: Pengamat usul penerbangan dikasih insentif di tengah harga minyak naik

Baca juga: Sandiaga sebut peran penting sektor pariwisata wujudkan ekonomi hijau



 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022