"Kami sudah empat hari terakhir tidak mengoperasikan kapal cepat karena cuaca memburuk di Selat Sunda," kata Pelaksana Harian Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Didi Juliansyah, saat dihubungi di Serang, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini kapal yang beroperasi melayan Pelabuhan Merak-Bakauheni hanya kapal yang berukuran besar.
Sebab kapal besar dapat menahan gelombang tinggi 1,8 meter dan kecepatan angin 24 km per jam.
Sedangkan, gelombang setinggi 1,8 meter tentu kapal cepat dilarang beroperasi.
"Kami tidak mengoperasikan kapal cepat jika gelombang di atas satu meter," katanya.
Selama ini, kata dia, cuaca Perairan Selat Sunda memburuk, selain gelombang tinggi juga tiupan angin kencang.
Tiupan angin dan gelombang bergerak dari barat, sehingga sangat membahayakan bagi pelayaran kapal cepat.
Apalagi, kapal cepat itu berukuran kecik sehingga tidak kuat menahan ombak setinggi 1,8 meter.
"Kami saat ini melayani penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni kapal Roll on Roll of atau Ro-Ro," ujarnya.
Ia menyebutkan, jumlah kapal cepat yang tidak beroperasi di Pelabuhan Merak sebanyak tiga, di antaranya Citra Jet 02, Alle Exspress IV, dan Pasca Dana 2.
Koordinator Unit Analis Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang, Hadiyanti menyebutkan, diprakirakan tinggi gelombang laut di Perairan Banten atau Selat Sunda bagian Utara mencapai 1,8 meter.
Tiupan angin berkecepatan rata-rata 24 km per jam dan bergerak dari barat laut.
Gelombang bergerak dari barat dengan jarak pandang empat sampai delapan kilometer.
Cuaca laut di pesisir Perairan Selat Sunda bagian Utara berawan berpeluang hujan ringan dan sedang terjadi sore hingga malam hari.
Sedangkan, suhu udara minimal 23 derajat dan maksimal 29 derajat Celcius dengan kelembaban antara 75 sampai 95 persen.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012