PT Petrokimia Gresik menyambut baik upaya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mendukung pengamanan pasokan fosfat sebagai bahan baku pupuk NPK, mengingat Petrokimia adalah produsen pupuk NPK terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 2,7 juta ton per tahun.Kami akan terus berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia dan Kementan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa, menyampaikan bahwa pihaknya bersama holding PT Pupuk Indonesia (Persero) terus berupaya memastikan ketersediaan pasokan bahan baku fosfat, karena pasokan dan harga fosfat belakangan ini naik signifikan akibat kebijakan moratorium ekspor pupuk Rusia dan China, hingga dampak perang Rusia dan Ukraina.
"Untuk saat ini, dapat kami pastikan bahwa pasokan bahan baku pupuk masih tersedia, dan proses produksi berjalan dengan baik dan lancar,” ujar Dwi Satriyo.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Petrokimia Gresik dalam mengamankan pasokan fosfat yaitu menjalin kerja sama dengan Jordan Phosphate Mines Co (JPMC) sejak 2010. Kerja sama ini kemudian ditindaklanjuti dengan pendirian perusahaan joint venture PT Petro Jordan Abadi (PJA) yang memproduksi asam fosfat, asam sulfat, granulated gypsum, dan purified gypsum dan beroperasi secara komersil sejak 2015.
Dalam hal ini, JPMC berperan menyuplai batuan fosfat untuk produksi asam fosfat (acid phosphate) di PJA dengan kapasitas 200.000 ton per tahun, yang seluruhnya dimanfaatkan Petrokimia Gresik sebagai bahan baku NPK.
“Manfaat dari kerja sama ini tidak hanya ketersediaan stok, tapi juga dapat memperoleh bahan baku yang lebih kompetitif,” kata Dwi Satriyo.
Hal ini sejalan dengan kerja sama yang baru saja dilakukan Pupuk Indonesia dengan JPMC untuk menjaga pasokan fosfat bagi produsen pupuk nasional.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dan Chairman JPMC Mohammad Thneibat serta disaksikan langsung Mentan Syahrul di Vienna, Austria, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Mentan Syahrul menyampaikan bahan baku NPK seperti fosfat maupun kalium (KCl) merupakan bahan baku yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri, karena kedua jenis bahan baku pupuk ini merupakan barang tambang yang terdapat di luar negeri.
“Sehingga, dukungan stabilitas pasokan pupuk Indonesia ini juga nantinya berdampak baik pada program ketahanan pangan nasional,” ujar Mentan.
Kerja sama ini juga akan mendorong kesempatan dan kolaborasi dalam tiga bidang strategis. Pertama, program jangka pendek untuk menjamin pasokan fosfat dari JPMC kepada Pupuk Indonesia sehingga pasokan pupuk stabil dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kedua, program jangka menengah dengan mendorong JPMC untuk menyiapkan skema harga yang disepakati guna menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku pupuk untuk Pupuk Indonesia. Ketiga adalah program jangka panjang untuk menjalin kerjasama lebih besar lagi, yaitu joint venture industri pupuk di Indonesia.
Dwi Satriyo juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan Menteri Pertanian dalam upaya mengamankan pasokan bahan baku pupuk. Menurutnya, kerja sama ini semakin memperkuat kemitraan yang telah dibangun Petrokimia Gresik dengan JPMC sejak 12 tahun silam.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia dan Kementan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri,” tegasnya.
Baca juga: 3,4 juta ton pupuk bersubsidi telah tersalurkan sampai Mei 2022
Baca juga: Penerapan GCG Petrokimia Gresik raih kategori "Sangat Baik" dari BPKP
Baca juga: Petrokimia siap alihkan impor KCl imbas konflik Rusia-Ukraina
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022