• Beranda
  • Berita
  • Bahlil: KIT Batang tahap satu terjual habis, kini masuk tahap dua

Bahlil: KIT Batang tahap satu terjual habis, kini masuk tahap dua

8 Juni 2022 12:07 WIB
Bahlil: KIT Batang tahap satu terjual habis, kini masuk tahap dua
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (dua kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tengah), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (dua kanan), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno (tiga kanan) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6/2022). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat kepresidenan/Laily Rachev/aa.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut total lahan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, pada pengembangan tahap satu telah terjual habis dan kini sudah masuk pengembangan tahap kedua seluas 1.000 hektare.

Dalam Seremoni Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di KIT Batang yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu, Bahlil menjelaskan kawasan industri tersebut pertama kali ditemukan pada 14 Juni 2020.

"Tepatnya 14 Juni 2020, saya datang memakai motor, atas arahan dan perintah Bapak Presiden, untuk mengantisipasi ketika perang dagang antara China dan Amerika waktu itu, untuk relokasi kawasan industri tidak ada. Kita menemukan ini tepat tanggal 14 Juni, dan tanggal 30 Juni, Bapak Presiden melakukan groundbreaking pertama untuk pencanangan kawasan ini," ungkapnya.

Dengan perencanaan serta kolaborasi yang baik, dalam satu tahun lima bulan, kawasan yang disebut Bahlil tadinya hanya hutan belantara, kebun tebu dan karet, itu kemudian menjadi kawasan industri yang jadi lokasi berbagai proyek investasi.

"Dan semua 450 hektare tahap pertama sudah laku terjual habis. Ini terjadi karena kolaborasi yang erat antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Investasi, tapi lebih khusus karena ada kolaborasi sehati antara Kementerian BUMN dan Pemda Provinsi Jawa Tengah," ujarnya.

Bahlil pun berharap kolaborasi yang baik itu akan terus terjalin agar realisasi investasi di masa depan bisa berjalan dengan baik.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu menuturkan kini pengembangan KIT Batang masuk ke tahap dua, di mana pengembangan kawasan mencakup 1.000 hektare lahan.

Ia mengungkapkan, sudah ada beberapa perusahaan yang berminat dalam pengembangan tahap kedua itu, diantaranya LG dan Foxconn.

"Di kawasan ini kita sekarang masuk di 1.000 hektare tahap kedua, di mana 1.000 hektare tahap kedua ini ada LG sendiri masuk ke 275 hektare, kemudian Foxconn juga masuk di tahap kedua, dan insyaallah, kalau memang dari Amerika ini positif masuk, tempatnya juga insyaallah di sini," katanya.

LG sendiri masuk dalam pengembangan KIT Batang tahap kedua untuk merealisasikan rencana investasi industri baterai listrik terintegrasi tahap kedua. Hal itu dilakukan menyusul groundbreaking fasilitas sel baterai senilai total 1,1 miliar dolar AS dilakukan di Karawang, Jawa Barat, pada September 2021.

Pembangunan pabrik tersebut merupakan bagian dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai 9,8 miliar dolar AS (setara Rp142 triliun) yang telah diteken dengan Korea Selatan.

"Kami yakin 2023 akhir, menjelang 2024, target kami minimal 50 persen dari 4.300 hektare di Batang ini juga akan terisi penuh," kata Bahlil.

KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare. Pembangunan KIT Batang terbagi menjadi tiga fase, di mana pembangunan di fase I seluas 450 hektare.

Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.

KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru dengan harapan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022