• Beranda
  • Berita
  • Pengungsi gempa di Mamuju butuh perlengkapan bayi

Pengungsi gempa di Mamuju butuh perlengkapan bayi

9 Juni 2022 19:25 WIB
Pengungsi gempa di Mamuju butuh perlengkapan bayi
Salah seorang pengungsi Salmah bersama bayinya yang baru berusia enam bulan di salah satu tenda pengungsian di Stadion Manakarra Kabupaten Mamuju, Kamis (9/6). (ANTARA/Amirullah)
Warga korban gempa yang mengungsi di Stadion Manakarra Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mengeluhkan belum adanya bantuan perlengkapan bayi.

"Sampai saat ini, kami belum menerima bantuan perlengkapan bayi," kata Salmah, ditemui di Posko Pengungsi Gempa Mamuju di Stadion Manakarra, Kamis.

Ia menyampaikan, yang paling dibutuhkan saat ini adalah popok, selimut dan makanan bayi.

"Paling dibutuhkan adalah popok, selimut dan makanan bayi. Kami juga membutuhkan selimut dan pakaian untuk bayi kami," terang Salmah, yang mengungsi bersama tiga anak-anaknya, salah satunya bayi yang baru berusia enam bulan.

Selain kebutuhan bayi, warga yang mengungsi di Stadion Manakarra juga lanjutnya, kesulitan air bersih untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus).

Baca juga: Pemerintah tetapkan status tanggap darurat gempa Mamuju

Berbeda saat mengungsi pada gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada 15 Januari 2021, warga Maccirinnae Kabupaten Mamuju itu mengaku juga mengungsi selama tiga bulan di Stadion Manakarra dan disiapkan tempat khusus untuk kebutuhan MCK.

"Kalau makanan yang disiapkan cukup, tetapi untuk kebutuhan MCK yang belum ada. Sejak kemarin saya mengungsi di sini, kami belum mandi karena tidak ada kamar mandi dan air, begitupun WC untuk buang air, " tutur Salmah.

Ia bersama para pengungsi lainnya berharap, pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat memperhatikan kondisi warga yang mengungsi.

"Di tenda kami ini ada enam bayi dan semuanya butuh popok, selimut serta makanan bayi," kata Salmah.

Pengungsi lainnya, Ita juga mengaku kebutuhan makanan untuk mereka tercukupi.

"Hanya saja, untuk mandi dan buang air yang saat ini belum ada," kata Ita.

Ia mengaku, akan terus bertahan di tempat pengungsian, hingga merasa aman tidak adanya gempa susulan.

"Kami diberi waktu sampai satu minggu mengungsi di sini. Kami akan tetap bertahan sampai benar-benar aman dan tidak ada lagi gempa susulan," ucap Ita.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, jumlah pengungsi pascagempa bumi berkekuatan 5,8 magnitudo, yaknk di Stadion Manakarra sebanyak 1.185 orang, di jalur dua poros Mamuju-Kalukku 500 orang dan di Kantor Bupati Mamuju 100 pengungsi.

Kemudian, di Kantor TVRI Sulbar 70 orang, di Bukit Sese sebanyak 60 orang, di Terminal Simbuang sebanyak 244 orang serta terdapat 6.000 orang yang mengungsi di sejumlah titik di Kecamatan Tapalang Barat.

Di Kabupaten Majene, juga terdapat 7.500 orang yang mengungsi, yakni sebanyak 500 pengungsi di SMK Bukit Tinggi Kelurahan Lamongan Batu dan sebanyak 7.000 orang mengungsi di beberapa titik diantaranya, Kelurahan Malunda, Desa Maliaya, Mekkatta, Lombong dan Kecamatan Tubo. Di
Salah satu tenda pengungsian di Stadion Manakarra Kabupaten Mamuju yang ditempati beberapa keluarga bersama enam bayi, Kamis (9/6). (ANTARA/Amirullah)

Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022