“Ketahanan sosial dan budaya sangat diperlukan mengingat pada saat ini kondisi sosial, politik dan ekonomi di banyak negara, termasuk di Asia Tenggara, telah mengalami banyak perubahan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat akibat perkembangan dan transformasi digital, perubahan iklim, hingga pandemi COVID-19,” katanya melalui siaran tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Muhadjir, usai menjadi pembicara kunci kegiatan "The 4th Southeast Asian Studies in Asia" (SEASIA), Biennial Conference 2022.
Menko PMK mengatakan berbagai perubahan yang terjadi juga dipicu oleh perubahan demografis, urbanisasi yang cepat, peningkatan migrasi internasional dan ketergantungan yang kuat pada teknologi digital.
Untuk itulah, menurut dia, ketahanan sosial dan budaya di Tanah Air dan juga di Asia Tenggara sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi, terutama dalam mengatasi krisis-krisis yang terjadi di banyak tempat.
Adapun Asia Tenggara, ujar dia, adalah wilayah yang kaya dan padat penduduk serta terdiri dari banyak variasi sosial dan budaya.
“Negara-negara ASEAN adalah rumah bagi berbagai kelompok sosial, etnis dan agama. Keragaman sosial budaya beserta kekayaan sumber daya alam dan masyarakatnya ini merupakan aset potensial untuk keluar dari kesulitan yang terjadi akibat disrupsi,” katanya.
Muhadjir Effendy mengatakan dengan adanya pengalaman dari berbagai negara yang ada di Kawasan ini, maka akan memberikan banyak contoh bagaimana negara dan orang-orang dengan berbagai karakteristik dapat mengatasi berbagai situasi dan kerentanan dengan mengandalkan aset yang dimiliki dan membangun ketahanan mereka.
Menurutnya, keberhasilan Asia Tenggara dalam melewati kesulitan telah banyak dipengaruhi oleh ketahanan sosial dan budaya mereka. Sebagai contoh, upaya pemerintah di semua tingkatan untuk meningkatkan kewaspadaan virus dan masyarakat yang divaksinasi, banyak didukung oleh peran aspek sosial dan budaya.
“Apalagi, atmosfer di Asia Tenggara dihasilkan dari keragaman budaya, etnis, dan agama di kawasan itu. Oleh karena itu, manusia dan budayanya terkait erat atau memainkan peran penting dalam keberlanjutan masyarakat,” katanya.
Dia menambahkan, kebudayaan merupakan akar dan salah satu unsur penting untuk membangun ikatan dan ketahanan sosial, termasuk dalam meminimalisir konflik sosial yang berpotensi menghambat pencapaian kemajuan.
“Di negara-negara Asia Tenggara, baik individu maupun komunitas telah bekerja keras untuk mengatasi tantangan sehingga membangun ketahanan. Banyak contoh telah menunjukkan bahwa ketahanan yang terbentuk dari masyarakat yang beragam, adalah hal yang penting untuk menghadapi perkembangan, transformasi, dan adaptasi terhadap keadaan baru,” katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022